Tim Evaluasi Desa Provinsi Sulut Menyambangi Desa Malola

Kumelembuai, Fajarmanado.com – Tim Evaluasi Perkembangan Desa tingkat Provinsi Sulaweisi Utara (Sulut) turun menyambangi dan melakukan penilaian lomba desa tingkat provinsi di Desa Malola, Kecamatan Kumelembuai, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Rabu (10/5/2017).

Tim dipimpin Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Drs Roy Mewoh, meninjau keberadaan kondisi fisik desa dan administrasi, termasuk profil desa di Kantor Desa Malola.

Mewoh bersama timnya datang ditemani Panitia Tim Evaluasi Perkembangan Desa Tahun 2017  Minsel  Drs Handry Sondakh, Hukum Tua (Kumtua) Frans Liow dan Kepala Dinas PMD Minsel Drs Efer Poluakan bersama pengurus BPD dan perangkat desa setempat.

Selain memplototi administrasi dan profil desa yang dipajang dalam kantor, tim juga melakukan wawancara dengan Kumtua Liow dan pengurus BPD seputar perkembangan pembangunan dan tingkat partisipasi masyarakat.

Pemerintah dan warga Desa Malola terkesan siap dan antusias menerima kedatangan tim lomba. Selain kondisi pemukiman desa bersih dan tertata rapi berhiaskan umbul-umbul merah putih di depan semua rumah penduduk, tim pun dijemput dengan tari Kabasaran.

Desa Malola Kecamatan Kumelembuai akhirnya mewakili Kabupaten Kabupaten Minahasa Selatan sebagai Desa terbaik tahun 2017. Pasalnya, dari 167 desa terdapat tiga desa yang berpeluang mewakili Minsel dalam rangka Evaluasi Perkembangan Desa tahun 2017 tingkat Sulut. Dan ternyata, Desa Malola Kecamatan Kumelembuai yang diutus Minsel.

Sondakh, yang juga Asisten I Pemkab Minsel mengungkapkan kebanggaannya atas kesiapan pemerintah dan masyarakat desa tersebut mengikuti lomba desa tingkat provinsi.

“Masyarakat sangat antusias menjemput tim evaluasi tingkat provinsi. Hal itu ternyata telah dipersiapkan beberapa hari terakhir,” ujarnya kepada Fajarmanado.com di Desa Malola seusai penilaian, siang tadi.

Sementara Kumtua Frans Liow mengaku bahwa pemerintah dan masyarakat memang telah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan penilaian lomba desa. “Pada dasarnya warga Malola bersatu padu bila ada tamu datang di Malola, bukan hanya saat menghadapi penilaian lomba seperti ini,” katanya.

Bahkan, lanjut dia, bukan hanya warga Desa Malola yang mempersiapkan desanya ikut lomba, tetapi juga masyarakat Desa Malola Satu ikut berpartisipasi mensukseskan kegiatan lomba ini,” jelasnya.

Ditanya soal anggaran, semua dilakukan dengan gotong royong. Selain budaya Mapalus masih sangat kental terjaga, warga Malola, katanya, sangat merindukan bisa mewakili Sulut ditingkat nasional.

“Gotong royong warga Malola sangat kental. Tak tanggung-tangung semua persiapan dilakukan siang dan malam hari. Terima kasih wargaku yang ikut belela-lela dalam rangka lomba desa diatas. Doakan, supaya Malola bisa mewakili Sulut,’’ ujar Liow.

Desa Malola muncul sebagai salah satu dari tiga desa yang mendapat nilai tertinggi dari 167 desa pada tahapan akhir lomba desa tingkat Kabupaten Minsel. Menurut Sondakh, dua desa lainnya, adalah, Desa Talaitad dan Desa Tumaluntung.

“Ke tiganya memperoleh nilai yang hampir sama, namun akhirya Desa Malola yang dipilih mewakil Kabupaten Minsel pada lomba Evaluasi Perkembangan Desa tahun 2017 tingkat provinsi,” jelasnya.

Meski dinilai tampil prima, namun Sondakh belum bisa memastikan jika Desa Malola akan terpilih sebagai terbaik tingkat provinsi tahun ini.  “Kita serahkan semuanya kepada tim penilai,’’ pungkas Sondakh.

(andries)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *