Menyusul Petisi, Ribuan Peternak Babi Bakal Demo di DPRD Sulut

Langowan, Fajarmanado.com – Ribuan peternak babi se Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)  akan menggelar aksi demonstrasi di kantor DPRD Provinsi Sulut, Jumat, 3 Maret nanti.

“Kami memohon dukungan untuk aksi damai yang akan dilakukan Forum Peternak Babi Sulut ini,” ujar Koordinator Lapangan Donny Rumagit, Senin (27/02) kepada Fajarmanado.com di Langowan.

Menurut Rumagit, dalam aksi damai yang akan diikuti para peternak dari berbagai kabupaten dan kota se daerah Nyiur Melambai ini, mereka akan mengajukan dua tuntutan.

“Pertama, mendesak tutup perusahaan pabrikan pakan yang ikut beternak dan menjual babi di Sulut. Kedua, mendesak pemerintah untuk mencabut SK mentan tentang pelarangan daging babi keluar dari Sulut yang sudah 20 tahun diberlakukan,” ungkap peternak babi asal Desa Walewangko, Langowan ini.

Dijelaskannya, titik aksi akan dilaksanakan mulai dari lapangan KONI sebagai titik kumpul, kemudian menuju ke kantor Dewan Provinsi Sulut.

Donny pun mengajak sesama peternak untuk melawan gurita kartel budidaya dan bisnis babi yang merajalela di Sulut.

“Kami merasa dirugikan dari praktik-praktik monopoli yang dilakukan perusahaan-perusahaan tertentu. Padahal sangat banyak warga Sulut yang menggantungkan hidup sebagai peternak babi,” tuturnya lagi.

Ia menambahkan, sebelum aksi ini, Rabu (22/2), pekan lalu, beberapa utusan peternak babi telah membuat dan membawa petisi ke Dewan Sulut, yang diterima Anggota Dewan Sulut James Tuuk dan Yenny Mumek, serta Sekwan.

“Mereka menjanjikan akan memanggil perusahaan PT Charoen Pokphand, sebagai produsen pakan ternak, yang diduga juga melakukan peternakan besar-besaran sehingga harga babi tidak stabil dan merugikan peternak babi tradisional,” ujar Donny, yang juga dikenal sebagai aktivis ini.

Untuk aksi yang akan digelar Jumat 3 Maret, jelas Doni, pihaknya telah menyusun konsep pemberitahuan aksi kepada Polda Sulut, sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pantauan Fajarmanado.com, harga jual babi hidup terjun bebas menjelang dua bulan terakhir. Desember 2016, harga per kilogram (kg) babi hidup siap panen masih berkisar Rp 34 per kg, kini turun tajam dan tinggal ditawar pedagang daging babg Rp 23 ribu-Rp 24 ribu per kg.

Sementara harga jual daging babi piaraan di pasar-pasar tradisional, relatif beda dan berada pada kisaran Rp 35 ribu-Rp 45 per kg, tertinggi  berada di Pasar Kawangkoan.

Penurunan harga jual tersebut, menurut para peternak, disebabkan telah berkurangnya para pedagang daging babi yang membeli langsung babi siap panen dari peternak rumahan karena stok peternak besar masih belum habis.

“Kalau stok babi peternak besar berkurang, baru mereka (pedagang) datang mencari babi peternak kecil di wilayah ini,” ujar peternak babi di Kawangkoan.

(jeffry)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *