Tondano, Fajarmanado.com – Kampanye besar-besaran terkait menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus dikumandangkan. NKRI harus dijaga dan dikawal supaya tidak mudah dipecahbelah oleh pihak manapun.

Komandan Korem (Danrem) 131 Santiago Kolonel Inf Sabar Simanjuntak SIP MSc menyuarakan pun, tak henti-hentinya mengingatkan segenap lapisan masyarakat Indonesia untuk terus bersatupadu menjaga kedaulatan NKRI dari rongrongan kelompok-kelompok radikal.

Penegasan ini, juga disampaikan Danrem Simanjuntak  di depan ribuan mahasiswa Universitas Negeri Manado (Unima) saat membawakan kuliah umum di Aula Utama Kampus Unima, Tounsatu, Tondano, baru-baru ini.

Saat membawakan materi, Simanjuntak mengatakan, sebagai generasi muda penerus perjuangan bangsa, mahasiswa harus bahu-membahu bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan masyarakat umum untuk ikut menjaga kedaulatan NKRI dari berbagai upaya memecahbelah pihak mana pun.

Danrem mengatakan, mahasiswa adalah intelektual muda yang dimiliki negara harus mengetahui hal-hal yang terjadi sekarang ini, termasuk mengenai ancaman dari non militer, yang berniat memecahbelah persatuan dan kesatuan bangsa, termasuk dengan menghembuskan wacana memisahkan diri dari NKRI.

“Ancaman tersebut sudah di depan mata. Untuk itu, saya mengajak mari kita bersama-sama menangkalnya dengan tetap berpegang pada pedoman hidup negara yaitu Pancasila sebagai idiologi dan dasar NKRI,” ujar Simanjuntak intonasi kata berapi-api.

Kolonel Simanjuntak juga mengungkapkan, ancaman non militer pada hakekatnya membahayakan kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah serta keselamatan masyarakat di dalamnya. Seperti halnya ancaman non militer dalam bentuk idiologi, polotik, ekonomi, sosial budaya (Ipoleksosbud) dan teknologi informasi.

“Ancaman berdimensi idiologi dari dalam dengan bentuk munculnya berbagai aliran sesat di Indonesia bisa memicu terjadinya proses disintegrasi bangsa,” jelas Simanjuntak.

Sementara itu, Kolonel Kav Tri Agus selaku Pejabat Pelaksanaan Tugas pokok Kemenhan di Sulut menambahkan, ancaman non militer terus meningkat seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk itu, Kemenhan RI semakin intens mensosialisasikan kebijakan pertahanan negara di daerah-daerah untuk meningkatkan pemahaman serta kontribusi masyarakat terhadap upaya menjaga keutuhan NKRI.

“Mahasiswa sangat berperan aktif dalam menangkal ancaman non militer tersebut. Salah satunya melalui pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dalam hal Bela Negara,” ujar Agus.

Kampanye dari pihak TNI tersebut sangat diapresiasi oleh Rektor Unima Prof Dr Julieta Runtuwene MS DEA. Mewakili civitas akademika Unima, dirinya pun berterimakasih buat jajaran TNI.

“Tentu saya berharap supaya mahasiswa berperan aktif untuk menghadapi dan menangkal ancaman non militer ini. Apalagi akhir-akhir ini banyak yang ingin memecah belah NKRI dengan paham yang bertentangan dengan Pancasila. Yaitu paham yang radilal dan intoleran,” singkat Runtuwene.

(fis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *