Pasien Ibu Hamil Meninggal, RSUP Kandou Sebut Ini Penyebabnya

Manado, Fajarmanado.com – Menyusul gelombang kecaman dari berbagai pihak atas meninggalnya ibu dan anak, akhirnya Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) RD Manado, Maxi Rondonuwu angkat suara.

Mantan Kadis Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ini dengan lantang membantah pihaknya telah menelantarkan Hesty Toweka (31), pasien hamil yang meninggal dunia bersama anaknya di rumah sakit yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU) dan  memiliki akreditasi 16 pelayanan ini.

Rondonuwu menegaskan, pasien rujukan dari RSUD Tobelo ini telah mendapatkan perawatan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Intinya pihak rumah sakit tidak pernah membiarkan pasien yang dirawat,” ujarnya, Kamis (12/05/2017) kala bersua dengan Fajarmanado.com di Manado ini.

Dijelaskan Rondonuwu, sejak dirujuk dari RSUD Tobelo ke Manado, sebulan lalu, dokter memang mendiagnosa pasien dalam keadaan hamil dengan usia kehamilan 32 minggu. Tapi, pasien juga mengalami infeksi berat dengan dugaan ada tumor di pinggulnya.

Penanganan medis, kata dia, langsung dilakukan dengan memberikan antibiotik dengan dosis tinggi.

“Juga dua kali di USG untuk memastikan ada massa dan untuk memastikan janin dan kehamilannya. Semua tindakan juga ada dalam rekam medis,” ungkapnya.

Menurutnya, kemungkinan alasan penyebab meninggalnya pasien karena tumor. Karena sakit itu membuat pasien kembali didiagnosa mengalami preeklamsia atau komplikasi pada kehamilan.

“Nah hari jumat itu pasien ke toilet ya, namanya penyakit dan dia pusing, kejang. Ditensi, tensinya 180/110, hingga dibawa ke ICU, dan oleh dokter itu didiagnosa sebagai preeklamsia berat,” terangnya.

Preeklamsia sendiri adalah sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan  tekanan darah tinggi (hipertensi) dan tanda-tanda kerusakan organ. Misalnya kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine (proteinuria).

Gejala preeklamsia biasanya muncul saat usia kehamilan memasuki minggu ke-20 atau lebih (paling umum usia kehamilan 24-26 minggu) sampai tak lama setelah bayi lahir.

“Kasus ini banyak terjadi dan memang angka kematian tinggi sekali itu. Dan itu diluar dugaan dokter, dari perkiraan manusia. Waktu pasien meninggal, suami dan keluarganya datang ke sini dan ungkapkan keluhan yang mereka alami. Dan saya panggil fasilitasi dengan dokter-dokter yang merawat,” tandasnya.

(ton)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *