Memprihatinkan, Bahasa Daerah Sub-sub Etnis Minahasa Makin Punah

Tomohon, Fajarmanado.com – Beberapa bahasa daerah di beberapa sub etnis Minahasa, saat ini terancam punah. Kondisi ini sangat memprihatinkan, dan membutuhkan perhatian dari Pemerintah Daerah, terutama dari dunia pendidikan.

Phil M Sulu, tokoh masyarakat Tomohon, kepada Fajarmanado.com, Senin (27/03) mengungkapklan, semakin punahnya bahasa sub etnis disebabkan beberapa faktor. Pertama, generasi muda menganggap bahasa itu tidak begengsi, karena bahasa itu milik generasi tua dan terutama hanya dipakai di pedesaan.

Kedua, masuknya bahasa bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jerman, Perancis, Mandarin dan bahasa asing lainnya, sebagai kurikulum dalam dunia pendidikan, dianggap sebagai bahasa-bahasa yang sangat urgen dalam kemajuan Iptek dan bergengsi dalam pergaulan internasional dan diplomatik. Hal ini ikut menggusur urgensitas dan kepedulian terhadap bahasa daerah.

“Para oramg tua dan pra penutur bahasa daerah juga ikut bertanggung jawab atas memunahnya bahasa itu, karena tidak merasa penting mrngajarkan bahasa daerah itu kepada anak cucu mereka. Karena mereka juga tidak paham betapa tinggi nilai budaya bahasa daerah demi eksistensi jati diri suatu bangsa,” tegasnya.

Faktor lainnya, kata jurnalis senior ini, semakin langka sebuah bahasa, semakin sulit dipelajari oleh generasi muda, karena minimnya literatur serta tidak adanya pengajar profesional, kursus kursus untuk pelestarian bahasa itu.

“Juga di sekolah sekolah tidak serius dalam mempraktikkan bahasa daerah sebagai muatan lokal, ekstra kulikuler, apalagi kurikulum wajib. Pengaruh sinetron di tayangan semua stasion TV begitu dominan. Penggunaan dialek Jakarta (Betawi), sehingga begitu kuat menarik generasi muda ikut ikutan meniru dialek itu baik lisan maupun tulisan.”

Demikian pula pengaruh gadget dan internet, tambahnya, membuat bahasa daerah semakin dilupakan. Sebenarnya untuk menyelamatkan bahasa daerah dari kepunahan adalah perlu adanya perhatian serius tiap Pemerintah Daerahnya masing-masing.

“ Ada banyak cara lewat kekuasaan dan otoritas Pemda utk upaya penggalakan penggunaan bahasa daerah lewat instansi yang ada serta dunia pendidikan. Demikian juga peran lembaga agama terutama gereja, juga sangat dibutuhkan untuk meng efektifkan peran bahasa daerah,” tutur Phil M Sulu, yang juga telah menerbitkan beberapa buku.

Jeffry Th. Pay

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *