Kater Kawangkoan Cuekin Perintah Kadis, Terbayang Tetap Bebas Beroperasi

Kawangkoan, Fajarmanado.com – Kinerja Kepala Terminal (Kater) Kawangkoan Fanny Posumah semakin mendapat sorotan. Selain bersikap pasrah dengan kenaikan sepihak tarif angkutan umum, juga dinilai tidak mengindahkan perintah Kadis Hubkominfo Minahasa.

“Saya tidak habis pikir kenapa terminal bayangan di Kawangkoan ini masih juga leluasa beroperasi di kompleks jalan Amurang, padahal sudah diinstruksikan langsung oleh Pak Kadis supaya ditertibkan,” kata Drs Eddy Ruata kepada Fajarmanado.com di Kawangkoan, Kamis (8/12).

Kadis Hubkominfo Minahasa Drs Siby Sengke, MPd ketika berdialog dengan para sopir dan tokoh masyarakat di Terminal Kawangkoan, Kamis, 24 November 2016 silam, spontan bereaksi mendengar adanya terminal bayangan (Terbayang) di Kawangkoan.

“Mana Kater, tolong dilihat dan ditertibkan (Terbayang) itu,” kata Sengke menanggapi pertanyaan Ruata. “Jangan sampai ada lagi terminal bayangan, apalagi saat terminal ini selesai dibangun,” sambungnya didampingi Kabag Operasional Satlantas Polres Minsel Iptu Ayon.

Pantauan Fajarmanado.com, Terbayang telah bertahun-tahun beroperasi di sekitar perempatan Amurang, yang menjadi batas wilayah empat kelurahan di Kecamatan Kawangkoan itu.

Mulanya, yang dijadikan lokasi utama berada pas di sekitaran titik nol ruas jalan Kawangkoan-Amurang, yang kini telah dilengkapi lampu jalan tersebut. Mobil-mobil minubus dan Kijang warna biru berplat nomor dasar kuning, leluasa menunggu penumpang di kompleks titik nol ini.

Sorotan dan keluhan sopir trayek yang sama sempat gencar sehingga dilakukan penertiban. Namun tak berselang lama, Terbayang pun muncul lagi tapi kali ini  bergeser sekitar sekitar 150 meter ke Barat, tepatnya di sekitar perempatan Gereja Advent Talikuran.

Pasca perintah Kadis Siby Sengke, kehadiran mobil angkutan umum di kawasan itu tidak lagi terpusat, tapi menyebar. Hanya satu mobil yang terlihat menunggu dan menaikkan penumpang di perempatan itu. Lainnya, diparkir terpisah agak jauh di lorong-lorong atau halaman rumah penduduk.

Nyaris tak pernah lagi terlihat petugas beratribut Dishubkominfo berada di sekitar situ dalam beberapa pekan terakhir. Yang kerap terlihat hanya seorang anggota Polsek Kawangkoan namun hanya mangkal dan memantau arus lalulintas di titik nol,  perempatan Amurang.

“Tapi kami rutin membayar retribusi terminal setiap hari,” ujar salahsatu sopir angkutan umum trayek Kawangkoan-Amurang. “Uang retribusi itu diantar dan disetor langsung kepada petugas Pos Hubkominfo di Terminal Kawangkoan,” kata sumber sopir lainnya.

 (ely)  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *