Respon Nel Wulur Miky-Cherly Berbagi Berkat dan Belanja Masalah

Fajarmanado.com, Tomohon–Program berbagi Miky-Cherly di bulan berkat September 2024 mendapat respon positif berbagai kalangan di Kota Tomohon.

Kiat sosial pasangan calon wali kota dan wakil wali kota 2025–2030 itu mendapat ajungan jempol.

Apresiasi diberikan karena aksi berbagi diakonia atas syukur hari ulang tahun Cherly Mantiri pada 3 September dan Miky Wenur 10 September tersebut, tidak pandang bulu.

Siapa saja yang pas berada di lokasi pembagian sembako itu, sekalipun mengenakan atribut bukan partai Golkar, NasDem dan PSI di luar pengusung Miky–Cherly, tetap saja diberikan bantuan diakonia berupa beras yang sudah disiapkan.

Tak sebatas memberikan diakonia, Miky Wenur juga ikut menjaring aspirasi atau “berbelanja masalah” yang dihadapi masyarakat Tomohon selama ini.

Kamis (12/09/2024), hari ini, ketika turun di Kelurahan Tumatangtang, Nel Wulur ikut menyampaikan uneg-unegnya.

Baca Juga :  Miky-Cherly Punya Program Petani Sejahtera, Jack: Solusi Cerdas dan Tepat Ganti Warna Pilkada Tomohon

Lansia yang berprofesi petani itu, selain kagum dengan sikap Miky–Cherly yang tak memandang lawan politik saat berbagi, juga menyampaikan berbagai persoalan.

Masalah-masalah yang selayaknya tak perlu terjadi itu, katanya, antara lain, ketiadaan pupuk bersubsidi, bantuan lansia dan aksi pemecatan sepihak.

Nel, yang pensiunan TNI AL dan mantan kepala lingkungan ini mengatakan, ketiadaan pupuk bersubsidi akibat kelalaian pemerintah kota (pemkot) Tomohon telah memukul mundur usaha pertanian.

Soal bantuan lansia, kata Nel yang juga pernah mengemban tugas sebagai Pelsus GMIM ini menyatakan bahwa Pemkot Tomohon tidak konsisten dalam menjalankan program.

Anehnya, lanjut Nel, penerima Lansia digilir, padahal anggaran sudah tertata dalam APBD. “Kenapa begitu,” tanya pria yang mengaku tidak sekolah tinggi ini.

Baca Juga :  Dapat Nomor Urut 3, RoSe Sebut Nomor Masa Depan Kota Tomohon

Salah satu persoalan yang perlu dipertanyakan, lanjut dia, kenapa ada aksi pemecatan perangkat dan linmas tanpa alasan dan pemberitahuan.

“Saya sebagai rakyat kecil saat ini tidak tahu akibatnya. Kasian, ada yang baru tahu karena tidak lagi mendapat transfer honor dan BPJS mereka sudah mati, so ndak pernah bayar,” ketusnya.

Untuk itu, Nel menyatakan Kota Tomohon butuh pemimpin yang bersikap terbuka dan transparan. Salah ditegur. Kalau dipecat, misalnya harus disampaikan supaya orangnya tahu,” paparnya.

Menanggapi hal ini, Miky Wenur merespon positif bahwa majunya bersama Cherly Mantiri adalah untuk menjawab keluh kesah, curahan hati dan harapan, termasuk dari bapak Nel.

[**/heru]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *