Diduga Cabuli Anak 10 Tahun di Malut, Pria Asal Manado Melarikan Diri

Ambon, Fajarmanado.com – Aksi cabul dikabarkan menimpa anak usia 10 tahun di Pelabuhan Babang, Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara.

Tersangka pelakunya, disebut-sebut bernama Abdul Asis Solong, supir truk yang berasal dari Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

Pria berusia sekira 50-an tahun itu, dilaporkan nekat melakukan pelecehan seksual terhadap gadis ingusan warga Desa Sayoak, RT 06/RT 03, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halsel, Maluku Utara (Malut) pada Senin (13/9/2021) sore di rumah kos tersangka pelaku yang kini menjadi buron polisi itu.

Peristiwa amoral itu dilaporkan terjadi tempat kos tersangka yang dikenal berprofesi sebagai supir truk tersebut.

Berdasarkan keterangan salah satu kerabat sekaligus orang tua angkat korban yang  bernama Ongen Rommer, sore itu korban yang tengah menjual kue dicegat dan diajak tersangka masuk ke dalam tempat kosnya untuk membeli kue.

Ketika korban masuk dan duduk sesuai permintaan tersangka, aksi pelecehan pun langsung dilancarkan pria gabet yang baru beberapa bulan mendiami tempat kos tersebut.

“Setelah panggil korban, dia (pelaku) minta korban masuk ke dalam rumah (kosan), dan menyuruh korban duduk,” ujar Rommer kepada wartawan, Kamis (16/9/2021).

Saat itu, lanjut dia, tersangka  mulai beraksi. Mendekati, meraba bagian sensitif tubuh korban, kemudian dengan paksa mencium bibir korban.

Mendapat perlakuan tak senonoh, korban merontah dan akhirnya berhasil melarikan diri dari dekapan pelaku.

Tiba di rumah, korban tidak langsung menceritakan peristiwa itu ke Mama dan Omanya, yang saat itu berada di Rumah.

Namun menurut kerabat, korban bertingkah aneh sejak sore itu hingga malam hari.

“Malam itu, dia (korban) tiba-tiba minta Mama dan Omanya dukung/gendong dia. Agak sedikit murung, tapi mama dan omanya seng curiga. Besoknya, Selasa (14/9/2021), Mamanya suruh jualan lagi, karena memang dia (korban), setiap hari itu jualan kue. Tapi tiba-tiba dia seng mau, dia lalu menangis,” tuturnya.

Kaget dengan sikap tak biasa korban, mama dan omanya mendesak apa yang jadi penyebabnya. Akhirnya, sambil menangis, korban menceritakan peristiwa tragis yang dialaminya tersebut.

Mendengar hal itu, dua porban, Yohanis dan James Rommer serta beberapa kerabat korban, langsung mencari tersangka pelaku di tempat kosnya, namun tidak ditemukan.

Sementara itu, mama dan oma korban menuju Polsek Bacan Timur untuk melaporkan peristiwa tersebut.

Atas laporan tersebut, Polsek kemudian mrlimpahkan ke Polres Halmahera Selatan. Namun, pihak polisi tak melakukan visum et repretum terhadap korban.

Sementara itu, keluarga korban terus mencari tersangka. Selain berjaga-jaga di Pelabuhan Babang dan Kupal, juga menyusul tersangka yang dikabarka menaiki Kapal Fery menuju Desa Saketa.

“Keluarga korbanpun menaiki Fery yang sama untuk mencari Pelaku di dalam Kapal tersebut hingga ke Desa Saketa. Namun tidak menemukan keberadaannya. Keluarga akhirnya kembali ke Babang, dan terus berjaga-jaga di dua Pelabuhan tersebut, bahkan hingga saat ini,” ungkap paman korban.

Pada Kamis (16/9/2021), pagi tadi, korban bersama keluarganya dengan didampingi Kuasa Hukum, Yusman Arifin, secara resmi melapor ke SPKT Polres Halsel, dan ditindaklanjuti hingga pemeriksaan korban dan saksi oleh Unit PPA Polres Halsel.

“Dan Jumat (17/9/2021) besok, dari PPA minta keluarga datang bawah pakaian yang dikenakan Korban saat peristiwa terjadi,” kata Rommer.

Terkait peristiwa itu, kerabat korban meminta pihak Polres Halsel serius mencari keberadaan tersangka elaku dan memprosesnya sesuai hukum yang berlaku.

Jika polisi tidak segera bertindak, dikuatirkan tersangka yang bukan asli warga setempat  melarikan diri, dan berhasil kabur hingga ke kampung halamannya di Manado.

“Saya berharap pihak polisi serius dan transparan dalam penanganan kasus ini. Keluarga juga terus bergerak, ditakutkan, jika polisi tidak serius dan keluarga yang justru mengetahui keberadaan pelaku, maka akan terjadi hal-hal lain yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Rommer mengatakan, korban adalah anak dari adik perempuan kandungnya yang diangkat sebagai anaknya, yang saat ini berada di Ambon. Sehari-hari korban berjualan kue milik ibunya dengan berkeliling kampung.

Penulis: Katie Mailoa