Tompaso, Fajarmanado.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan soal tarif listrik di sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada, Selasa (27/12), hari ini.
PLTP yang diresmikan Presiden yakni PLTP Lahendong unit 5 dan 6 di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara serta PLTP Ulubelu di Tanggamus, Lampung.
Menurut Jonan, PLTP Lahendong unit 5 dan 6 dibangun dengan biata investasi 7 juta dollar AS. Tarif ke PT PLN (Persero) sebagai pembeli utama yakni 11,42 sen dollar AS per KWh.
“Sementara PLTP Ulubelu investasi 4,75 juta dollar AS. Tarifnya 7,53 sen per KWh,” kata Jonan dalam pidato pembukaannya pada acara Peresmian Infrastruktur Energi yang dibangun PT Pertamina oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Tompaso.
Jonan mengingatkan, bahwa untuk memenuhi target kelistrikan 35.000 MW, tidak ada keharusan setiap daerah membangun semua energi terbarukan. Tetapi, seharusnya disesuaikan dengan potensi sumber daya yang ada di masing-masing daerah tersebut.
Misal di Sulawesi Utara, yang ada adalah sumber daya uap dan air, maka dibangunlah PLTP. Menurut dia, hal ini adalah energy mix, dimana potensi energi berasal dari aneka sumber daya.
“Yang terpenting adalah harga listrik dari sumber energi baru dan terbarukan lebih murah dari energi fosil dan berdaya guna untuk meningkatkan daya saing industri,” kata dia.
Presiden Jokowi meresmikan proyek infrastruktur pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik PT Pertamina (Persero) senilai 532,07 juta dollar AS atau Rp 6,18 triliun tersebut.
Proyek-proyek infrastruktur energi yang dibangun Pertamina diharapkan dapat memberikan efek berganda terhadap kehidupan ekonomi masyarakat di sekitar PLTP.
Proyek PLTP Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2 x 20 MW di Tompaso tersebut diharapkan akan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sekitarnya, Minahasa dan Sulawesi Utara.
Proyek tersebut senilai 282,07 juta dollar AS atau setara dengan Rp 3,3 triliun. Dikerjakan sejak 5 Juli 2015 dengan target penyelesaian masing-masing Desember 2016 dan Juni 2017.
Namun, proyek tersebut sukses dikerjakan lebih cepat menjadi 15 September 2016, atau lebih cepat tiga bulan untuk unit 5 dan 9 Desember atau lebih cepat enam bulan untuk unit 6.
PLTP Lahendong Unit 5 dan 6 yang menggunakan skema total project (hingga menghasilkan listrik) tersebut telah menambah kapasitaas pembangkit di Area Lahendong menjadi 120 Mega Watt (MW).
(kps/ely)