Fajarmanado.com – Wakil Walikota (Wawali) Tomohon Syerly Adelyn Sompotan (SAS) mengahadiri acara Gala Premiere “Senjakala di Manado” di kawasan Megamall, Jalan Piere Tendean Manado, Jumat (25/11).
Pemotongan tumpeng menjadi tanda nyata dibukanya acara gala premiere yang diikuti oleh seluruh pemain serta Wawali SAS dan para undangan lainnya.
Film Senjakala di Manado adalah satu dari sedikit film layar lebar yang 100 persen syuting di Indonesia, khususnya, di Bumi Nyiur Melambai, Sulawesi Utara (Sulut), yang mengeksplore keindahan alam serta budaya Indonesia, khususnya Manado dan Tomohon.
Film ini 60% mengambil lokasi shooting di Kota Tomohon. “Jadi sekitar 60% lokasi shoting ada di Tomohon, semua tempat-tempat wisata di Tomohon ada di film ini,” ungkap Wawali SAS.
SAS pun menambahkan, dengan adanya film ini tentunya Kota Tomohon akan lebih di kenal lagi terutama dalam bidang pariwisata.
Menjadikan objek-objek wisata di Kota Tomohon sebagai lokasi syuting film ini tentu merupakan pilihan yang tepat karena Kota Tomohon memiliki ragam objek wisata yang terkenal dan telah mendunia, begitupun dengan iven TIFF.
Film ‘Senjakala di Manado’ tayang serentak pada 1 Desember 2016.
Sebagian dari hasil penjualan akan disumbangkan untuk kegiatan amal, ekitar 60 persen lokasi syuting film ini di Kota Tomohon, yakni tempat wisata seperti Bukit Doa, Danau Linow, Puncak Rurukan, Gunung Lokon, Gunung Mahawu, SMA Lokon masih banyak lagi tempat yang indah yang di miliki oleh Kota Tomohon.
Film bergenre drama komedi ini disutradarai Deni Pusung, yang naskah filmnya ditulis Rahabi Mandra dan Kevin Anderson ini menggunakan rumah produksi Marapati Production.
Para aktor dan aktris yang memerankan film ini, sebagian berdarah Kawanua. Mereka, antara lain, Mikha Tambayong, Rima Melati, Ray Sahetapy, Fero Walandouw, dan Remmy Sylado.
Film berdurasi 90 Menit dan bergenre drama komedi juga menampilkan penyanyi sekaligus mantan vokalis Dewa 19 Elfonda ‘Once’ Mekel.
Once mengisi soundtrack di film yang diproduksi Marapati Production dengan Produser Ina Limbong Riung.
Film ini mengisahkan konflik tiga generasi, yaitu oma, orangtua, anak dan cucu. Ketika cinta anak muda diperhadapkan persoalan tradisi, kultur dan keluarga.
Film Senjakala di Manado menjadi beda bahkan spesial. Karena, dikemas dalam 100 persen ‘rasa Manado’. Sehingga, film ini baik menjadi tontonan semua masyarakat Indonesia, tidak hanya orang-orang Manado.
Karena, melalui film ini kita dapat melihat keindahan Kota Manado, Kota Tomohon dan kota lain di Sulawesi Utara (Sulut), juga dapat mengenal budaya masyarakat Manado.
(prokla)