Pemprov Tetap Terus Tata Stadion Kawangkoan

MANADO, FAJARMANADO.com — Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Sulut, Drs Meki Marthen Onibala, MSi menegaskan Pemprov Sulut tetap berkomitmen menata prasarana Stadion Olah Raga Kawangkoan.

“Kita akan tata dan lengkapi terus prasarana pendukungnya,” ujar Onibala ketika dihubungi di Manado, Selasa (15/12/2015)

Stadion yang dibangun multy year dengan anggaran total sekitar Rp.25 miliar di Kelurahan Sendangan Kecamatan Kawangkoan, Minahasa ini diresmikan oleh Staf Ahli Menpora pada 19 September 2015 dengan nama Stadion Olah Raga DR Sinyo Harry Sarundajang (SHS).

Nama ini sempat memunculkan polemik sehingga keluarga SHS menyatakan bahwa pemberian nama tersebut masih akan dibahas kembali sesuai mekanisme peraturan perundang-undangan yang ada.

Keberadaan prasarana pendukung stadion dengan lintasan atletik sintetis, Onibala mengakui masih banyak yang kurang dan perlu ditata serta dibangun. Seperti, melanjutkan pemasangan paving block di bagian utara, pengecatan regel besi dudukan kursi penonton dan konektifitas jaringan air penyemprot rumput lapangan sepak bola.

“Kita gunakan dana yang sudah ada dulu nanti ditambah dengan dana lain pada tahun anggaran (2016) depan,” ujar mantan Penjabat Bupati Minahasa Selatan (Minsel) tahun 2010 ini.

Mengenai pelataran parker yang berlum tersedia sesuai dengan maket, kata dia, tetap terus diupayakan namun sesuai dengan ketersediaan dana pengadaan lahan. Namun Onibala tidak menyebut berapa besaran dana yang sudah tersedia.

“Tetap kita usahakan tapi harganya harus sesuai dengan harga tanah yang berlaku umum di wilayah sekitar. Tidak lebih karena saya takut jadi temuan,” ujar mantan Kepala Kantor Inspektorat Sulut ini.

Upaya pembebasan lahan untuk kawasan perpakiran pengunjung stadion tersebut telah lama coba dinegosiasikan namun sebagian besar pemilik tanah bekas perkebunan yang kapling sekitar tahun 2008 tersebut telah mematok harga jual bervariasi dari 500-1000 persen dari harga beli.

“Memang sudah keterlaluan sekali. Ada mas so di dalam dorang pe tanah itu sampe dorang kase naik 1000 persen dari harga beli lalu. Inilah susahnya orang bisnis yang egois sehingga tidak melihat kepentingan umum,” komentar Frangky Kembuan, salahsatu pemilik tanah dan rumah di seberang barat stadion tersebut.

Angky Bok, pria yang dikenal sebagai pembeli cengkih ini menilai bahwa harga jual tanah di sekitar stadion tesebut masih sangat layak kalau berada pada kisaran Rp.125 juta sampai Rp.200 juta per bidang sesuai dengan luasannya. “Kalau so lebe dari itu, keterlaluan sekali karena mencari kesempatan dalam kesempitan,” ketusnya.

(heru)