KAWANGKOAN, FAJARMANADO.com—Tanpa diprediksi sebelumnya, Kawangkoan Celection ternyata berhasil meredam keperkasaan tim kolaburasi eks bintang-bintang sepakbola Sulawesi Utara Jakarta 3-2 (2-1) di Stadion Kawangkoan, Sabtu (7/11/2015) sore.
Bermain dengan kondisi prima dengan umpan-umpan panjang, anak-anak muda asuhan Edwin Tenda mampu menembus pertahanan yang dijaga ketat Vecky Lasut sehingga berhasil membobol gawang Hendra Pandeynuwu pada menit ke 6. Namun berkat kepiawaian dan kematangan Johan Heydemans dkk, pertandingan yang dipimpin wasit Rivoly Palar ini berakhir dengan skor 3-2 .
Meski kalah, kematangan bintang Sulut masih ada, walau toh fisik sudah tak se prima dulu lagi sehingga kalah speed dengan anak-anak muda Kawangkoan. Namun, penguasaan bola, pengaturan serangan dan kendali permainan mereka masih menonjol.
Beberapa kali aplaus diberikan publik bola atas peragaan permainan dari Johan Heydemans dkk sehingga menjadi pemicu kepada darah-darah muda Kawangkoan yang tampil penuh semangat tak kenal lelah.
‘’ Sudah bagus, tapi anak-anak ini masih butuh pembinaan berkelanjutan untuk sukses. Fasilitas sudah ada tinggal bagaimana mengasah diri lagi, termasuk mental,’’ pesan Fecky Lasut, pemain senior Sulut.
‘’Stadion sendiri, sudah baik. Tinggal lapangan dan rumputnya lagi butuh waktu untuk merata hijaunya dan ada beberapa bagian lagi yang perlu ditata lagi. Tapi secara umum sudah mantap,’’ sambung Hans Nuruwe Beslar, yang bersama Fecky dulu adalah palang pintu utama Putra Samarinda Kaltim.
‘’ Terima kasih karena mereka hadir di Kawangkoan dan ini jadi tontonan menarik bagi kami. Pemain bola di Kawangkoan pun terpacu semangatnya menghadapi pemain-pemain kenamaan Sulut,’’ kata Herni Tumiwa, mantan Sekretaris Dispora Sulut yang juga mantan pemain Persma Manado.
Meski menang 3-2, namun kehadiran Star Ball Sulut yang rata-rata berusia 40 tahun mampu memberikan hiburan sekaligus pelajaran berharga bagi pegiat bola di Kota Kacang, Biapong dan Ragey ini. “Kehadiran mereka menjadi kebanggaan tersendiri karena dapat menunjukkan permainan yang elegan dan menarik sehingga anak-anak ikut bermain bagus,’’ kata Frangky Runtowarow, mantan Persidago, SBAJR Kawangkoan dan Prima Kencana Leilem ini.
Frendly game yang digagas Panitia Pembentukan DPB Minteng dan Asosiasi Hukum Tua Kawasan Minteng tersebut dilakukan dalam rangka menyemarakkan HUT Minahasa ke 587, sekaligus untuk membangkitkan kembali persepabolaan di daerah Toar Lumimuut, yang dikenal sebagai salahsatu daerah gudang atlet di Sulut.
Barisan star ball Sulut yang tampil perdana di stadion yang diresmikan Menpora 19 September 2015 tersebut, antara lain, Fecky Lasut, Hans Nuruwe Beslar {keduanya eks Putra Samarinda dan Persma), Rahmat Humanti, Wilson Sinadia {keduanya eks Persbit Bitung}, Ronny Kumpe Soputan, Yusack Mose, Neesken Mandey {ketiganya eks Persma Manado}, Yudas Ugu {eks Persmin dan Persiter}, Frangky Rais {eks PKT Bontang) dan Gianluca Pandeynuwu {anggota skuad Pusamania Borneo FC}.
Sedangkan dari bekas skuad U-23 Sulut yang mencetak sejarah meraih medali perunggu di PON XIV 1996, antara lain, Johan Heydemans, Stanley Ungke Mamuaja, Steivy Aten Kussoy, Yusack Mose, Frangky Korea Mananohas, Fortinatus Kalendesang, Denny Otta, Roy Ambi Yakob dan kiper andalan Hendra Pandeynuwu.
Peliput: Ronaldo Makagiansar
Toar Umbas