Kawangkoan, Fajarmanado.com–Kendati tak ada sumber pendapatan, namun pemerintah dan organisasi masyarakat kelurahan yang satu ini bisa berbagi kasih pada perayaan Natal 2024.
Adalah pemerintah Kelurahan Sendangan Selatan, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang mampu melakukan terobosan spektakuler ini.
Meski hanya terbatas untuk keluarga lanjut usia, Kelurahan yang dipimpin Yanny Pantouw, SIP ini membagikan puluhan paket sembako saat menggelar Ibadah Pra Natal pada Senin, 23 Desember 2024.
“Terima kasih banyak atas bantuan ini,” komentar Jetje Sorongan, janda 83 tahun ini seusai Ibadah Natal di kediaman Pembantu Kepala Lingkungan (Kaling) 5, Mario Laloan, malam tadi.
Apresiasi
Camat Kawangkoan, Eightmi Yohanna Moniung, SH mengapresiasi terobosan pemerintah kelurahan setempat.
“Terus terang saja, saya kaget. Dari mana biaya pengadaan paket bantuan ini, termasuk makanan yang disiapkan,” ujarnya.
Camat Eightmi memang layak bertanya. Pasalnya, semua 43 kelurahan di Kabupaten Minahasa belum punya sumber dana.
Beda dengan desa-desa. Selain ditopang dengan dana desa dan alokasi dana desa (dandes dan ADD), juga punya sumber pendapatan melalui kegiatan Badan Usaha Desa (Bumdes).
“Ini semua adalah upaya dari tim kerja yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama para kepala dan pembantu kepala lingkungan (kaling) saat rapat akhir tahun pekan lalu,” ujar Lurah Yanny Pantouw ketika menyampaikan ucapan terima kasih pada ibadah Pra Natal Yesus Kristus itu.
Ketua Tim Kerja Ibadah Pra Natal Yesus Kristus Kelurahan Sendangan Selatan 2024, Jones Tumewu mengungkapkan, selain sebagai kebersamaan 5 kaling dan pembantu kaling, pembiayaan ibadah tersebut juga berasal dari bantuan warga setempat.
Natal Yesus Kristus
Sementara itu, Gbl. Fanly Lalujan, Spd.K dalam khotbahnya menjelaskan makna dari perayaan Ibadah Natal Yesus Kristus.
Menukil firman dalam Lukas 2:15, Gembala Fanly mengambil tema; “Marilah Kita Pergi ke Betlehem.”
“Ada apa di Betlehem,” tanya. Bukan untuk makan roti, tapi guna memuliakan kedatangan sang anak, yaitu Yesus Kristus Sang Juru Selamat, melepaskan kekuatiran dan memperoleh damai sejahtera.
Oleh karena itulah, merayakan Natal Yesus Kristus seyogianya bukan sekadar serimoni. “Tapi bagaimana kita menghadirkan damai Yesus Kristus dalam diri kita,” jelasnya.
Jika hanya sekadar merayakan, katanya, masyarakat Jepang jauh meriah dibanding di Sulawesi Utara yang mayoritas Kristen.
Namun, warga negeri Matahari Terbit itu tak kenal Yesus Kristus. Mereka merayakan Natal hanya untuk bisnis. Menjual pernak pernik Natal untuk tujuan bisnis.
Karena itulah, lanjutnya, sebagai umat Nasrani, jangan merayakan Natal hanya sebagai perayaan tapi harus menghadirkan Yesus Kristus sang Juru Selamat dalam hati dan kasihnya diimplementasikan dalam sikap dan tindakan sehari-hari.
[heru]