Fajarmanado.com, Langowan — Youla Lariwa Mantik, SH, MH (YLM) benar-benar peduli. Bakal Calon Bupati (Cabup) Minahasa ini, terus konsisten membuktikan membantu ‘kaum papa’.
Kali ini, YLM, yang berprofesi sebagai lawyer sekaligus pengusaha sukses spesialisasi batu bara, sawit dan properti ini membantu Galilea Elizabeth Lomboan.
Siswi sekolah swasta, SMK Yadika Langowan, Minahasa itu, viral tak bisa menerima ijazah karena masih menunggak kewajiban uang sekolah.
Galilea tak dapat berbuat banyak. Pendapatan orang tua warga Gang Jaga II, Desa Noongan, Kecamatan Langowan ini, masih pas-pasan selama ini.
Pendapatan Harly Lomboan, ayah Galilea sebagai buruh tambang belum bisa menebus kewajibannya sampai memenuhi kebutuhan sekolah gadis cantik ini.
Prihatin dengan nasib Galilea, YLM tergerak kepedulian sosialnya. Wewene Toulour, yang menghabiskan masa kecil di Tondano ini pun merogoh kocek.
YLM yang kini bakal Calon Bupati (Cabup) Minahasa 2024 ini kemudian mengutus salahsatu orang kepercayaannya, Paulus Pangau untuk menyelesaikan kewajiban pendidikan Galilea di sekolah menengah kejuruan di Langowan itu.
Dalam suasana penuh haru, akhirnya Kepala Sekolah SMK Yadika Langowan, Jeiny Sangari, menyerahkan ijazah tersebut pada Sabtu (13/07/2024).
Galilea maupun orang tuanya kaget dipanggil pihak sekolah untuk menerima ijazahnya yang sempat tertahan padahal sudah sangat dibutuhkan untuk melanjutkan studi.
Mereka tidak menduga bahwa ada orang yang menebus ijazah Galilea. Dia adalah Youla Lariwa Mantik, pengusung tema Minahasa Keter untuk Pilkada Minahasa 2024 yang spanduknya semakin tersebar di mana-mana ini.
“Saya benar-benar tidak menduga, jika curhatan saya soal ijazah yang masih tertahan di sekolah ternyata direspon cepat oleh Ibu Youla Mantik,” ungkap Galilea penuh haru.
Rasa syukur dan kebahagiaan juga diungkapkan ayahnya, Harly Lomboan, seorang buruh tambang.
“Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Youla Mantik. Kami semua senang dan bangga punya calon pemimpin di Minahasa yang sangat peduli dan peka terhadap nasib warganya yang sedang kesulitan,” ujarnya.
Galilea juga mendapat ucapan selamat dari teman-teman seangkatannya dan para sahabat serta tetangga yang turut bahagia atas kepedulian YLM.
Galilea mengakui bahwa faktor ekonomi menjadi alasan tertahannya ijazah tersebut. Karena hanya berharap dari pendapatan ayahnya sebagai buruh tambang yang telah berpisah dengan ibunya sehingga ia harus tinggal bersama neneknya.
Namun, Galilea menyatakan merasa sangat bersyukur atas kepedulian YLM.
“Ibu Youla memang sangat layak menjadi pemimpin kami, khususnya anak muda di Minahasa. Apalagi, saya dengar Bu Youla juga punya program bagus, seperti seragam sekolah gratis untuk seluruh siswa SD dan SMP setiap akhir tahun ajaran,” ungkap Galilea.
Dalam video call dengan Kepala Sekolah dan Galilea, YLM menyatakan bahwa tindakannya tersebut adalah panggilan jiwa sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya selama ini.
“Apa yang saya lakukan ini semata-mata karena rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rizki, kesehatan dan berkah yang telah saya terima,” katanya.
“Salah satu bentuk syukur itu adalah dengan membantu siapa saja yang membutuhkan, termasuk menebus ijazah warga yang tak mampu,” sambung YLM.
Langkah nyata YLM ini menjadi bukti bahwa kepedulian dan tanggung jawab sosial adalah kunci penting dalam kepemimpinan.
Dengan tindakan nyata seperti ini, YLM menunjukkan komitmennya untuk membawa perubahan positif bagi Minahasa, termasuk dalam upaya mendukung dan menelorkan generasi muda tangguh menghadapi Indonesia Emas tahun 2045.
[**/heru]