TPPS Sosialisasi di Sendangan Selatan, Camat Eightmi: Jangan Sampe Pica Telor

Fajarmanado.com, Kawangkoan — Program aksi percepatan penanganan Stunting di tanah air bergulir simultan sampai di tingkat kelurahan dan desa.

Di Kabupaten Minahasa, Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) yang diketua Sekda Lynda Wantania terpantau gencar menurunkan tim sosialisasi yang melibatkan 15 stakeholder terkait di lapangan.

“Di Kecamatan Kawangkoan terdata ada 1.335 keluarga yang beresiko stunting,” kata Camat Kawangkoan Eightmi Moniung, SH saat membuka Sosialisasi Percepatan Penanganan Stunting di Kelurahan Sendangan Selatan, Selasa (25/06/2024).

Dari total jumlah tersebut, katanya, 157 berada di Kelurahan Sendangan Selatan. “Lainnya tersebar di 9 desa kelurahan lain di Kawangkoan,” jelasnya.

Namun demikian Camat Eighmi menyatakan bangga karena Kawangkoan sesuai data tidak ada stunting.

Torang berusaha jangan sampe pica telor. Stunting tetap tidak akan ada di Kawangkoan,” tandas Ane, sapaan karib Camat Eighmi yang juga Ketua TPPS Kecamatan Kawangkoan ini.

Baca Juga :  Pasar Lokal Ini Tebar Ancaman Corona, Warga: Sebaiknya Pasar Esa Waya Buka Tiap Hari

Oleh karena itu, Ane mengingatkan masyarakat, terutama ibu hamil dan keluarga yang punya anak Baduta dan Balita harus rutin memeriksakan kesehatan.

“Manfaatkan kegiatan Posyandu agar perkembangan kesehatan anak dan ibu hamil dapat terpantau secara berkala,” pintanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas (Sekdis) PPKB Minahasa Dra. Lauren Manarisip menegaskan, untuk mencegah stunting harus dilakukan secara konprehensif dimulai dari usia remaja, sebelum kawin, masa hamil sampai melahirkan bayi sampai bayi di bawah dua tahun (baduta) hingga bayi di bawah lima tahun (Balita).

Untuk itulah, PPKB memiliki program Bina Keluarga Remaja.

Makanya, harus ada perencanaan mulai hendak kawin sampai membangun keluarga berkwalitas. “Semua direncanakan, karena berencana itu keren,” katanya didampingi Penyuluh KB Minahasa, Hutri Mandang.

Sementara itu, Koodinator Satgas Stunting Provinsi Sulawesi Utara, Murphy Kuhu menjelaskan apa itu stunting.

Baca Juga :  25 Persen Pagu Dana Desa Kandas, 200 Keluarga di Dua Desa Ini Terima BLT April

Katanya, stunting adalah kekurangan gizi kronis dan ada infeksi berulang pada tubuh.

Gejala stunting, jelasnya, bisa dilihat pada postur tubuh bayi, yang pendek dan lingkar kepala.

Selain itu, kulit kering, kuku rapuh, terlambat tumbuh gigi, sakit-sakitan dan memiliki kelainan prilaku.

Oleh karena itulah, harus dilakukan pencegahan sejak dini terhadap para kaum hawa, dimulai dari usia remaja dan ketika hendak kawin.

“Intinya harus membiasakan diri hidup sehat, rajin memeriksakan diri di puskesmas dan Posyandu. Sehingga, apabila ada gejala dapat dengan cepat ditangani,” jelas Kuhu, yang mengibaratkan manusia seperti memelihara bunga.

Terpantau sosialisasi yang ikut dihadiri Lurah Sendangan Selatan, Yani Dj. Pantow, SIP, para tokoh masyarakat, tokoh agama dan pengurus PKK tersebut, juga menampilkan narasumber Sekretaris TPPS Kawangkoan Sisca Sinengkeyan.

 

[heru]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *