Ratahan, Fajarmanado.com — Dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Jemaat Imanuel Wawali wilayah Ratahan Ke – 62 , Panitia Hari Hari Raya Gereja melaksanakan Lomba Paduan Suara Antar Kolom yang dilaksanakan Minggu (6/8/2023) kemarin.
Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Imanuel Wawali Pdt.Erni Legi Rondonuwu,S.Th mengatakan Firman Tuhan mengingatkan kita, “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” – Efesus 5 : 18 – 21.
Dalam ibadah di rumah Tuhan, ada tata acara yang mengajak seluruh umat untuk bernyanyi bagi Tuhan. Bernyanyi dan bersukacitalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Jangan setengah-setengah, keluarkanlah suaramu dengan sepenuh hati. Bertepuktanganlah untuk memuliakan Tuhan.
Karena bernyanyi adalah salah satu sarana kita untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan, beberapa lembaga gereja sering menggelar acara pertandingan atau festival paduan suara yang diikuti oleh berbagai denominasi gereja tanpa membeda-bedakan.
Seperti yang dilakukan Panitia Hari Hari Raya Gereja Jemaat Imanuel Wawali, dimana dalam rangkaian acara HUT Jemaat ke 62 diadakan satu Lomba paduan suara untuk lebih memacu semangat para peserta dalam mengeluarkan suara terbaiknya memuji dan memuliakan nama Tuhan.
Saat pertunjukan sebuah paduan suara, jangan langsung beranggapan bahwa semua peserta memiliki suara yang sangat bagus atau paling tidak menarik untuk didengar. Belum tentu ! Ada juga yang suaranya fals dan kurang enak didengar oleh telinga. Bahkan, tidak sedikit orang yang beranggapan kalau orang Kristiani itu sangat pandai bernyanyi dan orang Kristiani itu identik dengan nyanyi di Gereja.
Tak bisa bernyanyi, suara kita sesungguhnya masih bisa kita gunakan untuk menyembah dan berseru-seru lewat doa. Akan tetapi, kalau memang memiliki kerinduan untuk bernyanyi dan berseru kepada Tuhan lewat lantunan lagu-lagu rohani, tak ada salahnya untuk lebih mengasah kemampuan dan teknik vokalnya.
Gereja tanpa nyanyian ibarat sayuran tanpa garam. Bagaimana rasanya kalau dalam sebuah ibadah di Gereja tanpa ada nyanyian dikumandangkan ? Pasti sebagian besar dari kita akan bertanya-tanya dan menggerutu. Kalau tak ada nyanyian bisa sepertiga dari yang hadir akan mengantuk saat mendengar firman Tuhan.
Sepanjang Perjanjian Lama, nyanyian sepenuh hati kepada Tuhan yang dilakukan oleh para orang saleh menjadi bagian penting dalam mengungkapkan syukur kepada Allah karena kuasa penebusan-Nya. Bukti yang paling kelihatan adalah dalam Kitab Mazmur yang berisi nyanyian Raja Daud.
Kebiasaan bernyanyi oleh Raja Daud juga bisa kita lihat di Kitab II Samuel 6:5, yang menceritakan bahwa ketika Allah melepaskan Raja Daud beserta seluruh kaum Israel dari cengkeraman musuh-musuhnya, mereka menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian dan berbagai macam alat musik. Raja Daud tidak hanya mendendangkan nyanyian pada saat dia senang, tetapi pada saat dia menyampaikan kesedihannya kepada Allah-pun, dia mengekspresikannya dengan bernyanyi (II Samuel 1:17).
Pada zaman Musa, menyanyi juga sudah menjadi kebiasaan bangsa Israel jika ingin memuji Tuhan (Keluaran 15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: “Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut”).
Ketika bangsa Israel mendapati sumur yang ditunjukkan Tuhan kepada Musa, mereka juga bersuka-cita dengan bernyanyi (Bilangan 21:17 dan Hakim-hakim 5 dimana Debora dan Barak menyanyi untuk Tuhan, Allah Israel. Nyanyian Debora dan Barak adalah nyanyian pujian kepada Allah (Hakim-hakim 5:3) karena kemurahan-Nya dan tindakan-Nya yang adil demi Israel (ayat 11).
Selain ayat-ayat di atas, dalam Yesaya 26:1-21 juga diceritakan bahwa karena yakin Allah akan melaksanakan rencana penebusan-Nya, orang-orang kudus bersorak-sorak dalam pujian dan doa. Nyanyian mereka adalah tentang kemenangan Allah dalam membinasakan seluruh kejahatan dan menetapkan kerajaan-Nya. Yesaya 42:10 berbunyi : Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilahDia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya.
Bernyanyilah untuk kemuliaan nama Tuhan, sebuah nyanyian memiliki kuasa dan sebuah nyanyian bisa mengubahkan kehidupan seseorang. Mulailah dengan sebuah nyanyian kecil dan berserulah dengan sepenuh hati kepada Tuhan. Angkatlah suaramu dan nyatakan kerinduanmu kepada-Nya. Amin.
Atas nama Badan Pekerja Majelis Jemaat Imanuel Wawali menyampaikan terima kasih kepada seluruh jemaat yang sudah berpartisipasi dalam membangun rumah Tuhan.
Berikut Hasil Lomba Paduan Suara Antar Kolom
Penulis : Dirga