Soal Ancaman Koedoboen, Begini Tanggapan Kabid Humas Polda Maluku

Ambon, Fajarmanado.com — Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat angkat bicara soal tudingan miring penerimaan Taruna Akpol 2023 dan sikap Kapolda Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH, MHum.

Roem mengatakan, banyak anak Maluku dari berbagai latar belakang bisa diterima dan menjadi Taruna Akademi Kepolisian (Akpol), sepanjang memenuhi syarat.

Semua persyaratan menjadi Taruna Akpol, katanya, adalah keputusan dan kebijakan Mabes Polri berdasarkan SKEP Kapolri sesuai kebutuhan dan dinamika yang berkembang.

Ia menegaskan, Polda Maluku dan jajaran hanya sebagai pelaksana serta wajib melaporkan hasilnya ke Mabes Polri.

“Kalau ada yang kecewa itu pasti, karena kompetisi untuk memilih yang terbaik berdasarkan standar yang telah ditetapkan,” katanya kepada wartawan di Ambon, Selasa (9/5/2023).

Bagi peserta seleksi yang gagal, Roem meminta untuk dapat introspeksi diri. Apabila ada yang perlu ditanyakan, ada panitia yang sudah dibentuk selaku penanggung jawab.

“Jadi tidak semuanya ke Kapolda dan itu sesuai ketentuan dalam pakta integritas yang diikuti oleh semua panitia termasuk pengawas internal dan eksternal termasuk Ombusdman,” jelasnya.

Terkait dengan tudingan yang disampaikan Djamaludin Koedoboen melalui sejumlah media online di Ambon, Ohoirat mengaku Kapolda Maluku sangat menyayangkan hal itu.

Sejumlah tudingan yang dilontarkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Keluarga Besar Maluku di Jakarta tersebut, kata Roem, tidak mendasar.

Ia menduga tudingan yang disampaikan itu akibat kekecewaan, setelah Koedoboen tidak dapat menemui Kapolda.

Gegara tak berhasil menemui orang nomor satu di Polda Maluku itu, Roem mengatakan, Koedoboen langsung mengklaim kalau Kapolda tidak baik dalam membangun komunikasi. Padahal, faktanya, selama ini Kapolda selalu intens membangun komunikasi dengan berbagai pihak.

“Selama ini kan siapa saja yang datang dengan agenda yang jelas pasti bapak Kapolda terima, seperti LSM, Ormas, OKP dan lain sebagainya. Selama ini Kapolda selalu membuka pintu diskusi, dialog dan komunikasi yang baik dengan siapa saja yang memang sudah dijadwalkan,” ujatnya.

Baca Juga :  Komisi I DPRD Maluku Pantau Dana Hibah Pilkada di KPUD SBB

Roem mengatakan, sejak bertugas di Maluku, Kapolda selalu membuka komunikasi dengan siapapun tanpa melihat siapa orang yang ditemui.

“Rakyat jelata saja bapak Kapolda datangi dan layani,” tambahnya.

Selain mempermasalahkan terkait komunikasi Kapolda, Roem menyebut Djamaludin Koedoboen juga mempersoalkan mengenai sistem rekrutmen Taruna Akpol 2023.

Ia menekankan, Polri saat ini selalu terbuka dalam setiap penerimaan Taruna Akpol. Kualitas Sumberdaya manusia yang unggul kini lebih diutamakan.

“Tahun 2022 kemarin itu ada Taruna Akpol yang orang tuanya seorang nelayan juga bisa lulus. Namanya adalah Villareal D. Izecson. Ada yang orang tuanya bekerja sebagai PNS juga lulus yaitu Ezekiel Abner Maelissa, dan anak seorang kapolsek juga lulus yakni Rangga Amard Hutahean. Bahkan tahun 2021 juga ada anak PNS pada Denzipur 9 juga lolos yaitu Muhammad Risal Taufik Darwis. Jadi kalau ada yang bilang kita pilih-pilih itu tidak benar,” bebernya.

Juru bicara Polda Maluku ini menduga permasalahan yang diangkat Djamaludin tersebut karena anaknya Adirangga Matahari Koedoeboen, dinyatakan tidak lulus atau tidak memenuhi syarat (TMS) dalam pemeriksaan kesehatan (Rikkes) tahap I seleksi penerimaan Akpol.

“Untuk proses seleksi jelas sudah diatur protapnya, kalau ada keberatan ada panitianya, ada ombudsman yang awasi.
Justru bapak Kapolda akan salah dan melanggar ketentuan kalau menerima yang bersangkutan hanya karena anaknya tidak lulus, karena kita sudah diikat dalam pakta integritas tentang seleksi tersebut,” jelasnya.

“Jadi pada Rikkes itu anaknya tidak lulus, dan kami sudah lakukan secara profesional. Anaknya juga sudah disampaikan kalau dia tidak lulus karena memiliki kekurangan diantaranya di kaki, gigi, postur dan beberapa item lainnya,” sambung Roem.

Pada Rikkes tahap I, dari 85 peserta tercatat sebanyak 48 orang (pria 45/wanita 3) yang dinyatakan Memenuhi Syarat (MS) untuk melangkah pada tahapan seleksi selanjutnya. Sementara yang TMS sebanyak 37 peserta, salah satu diantarannya anak Jamaludin kudubun

Baca Juga :  AKBP Rositah Bekali Personil Polres Malteng BKO Polres SBT

“Ada beberapa pejabat Polda yang anaknya juga dinyatakan tidak lulus dalam tahapan Rikkes ini. Jadi tidak benar kalau kita milih-milih karena buktinya beberapa anak pejabat Polda juga tidak lulus,” sebutnya.

Untuk diketahui, sebelum dilaksanakan seleksi penerimaan, Polda Maluku telah menggelar penandatanganan pakta integritas dan pengambilan sumpah panitia, pengawas, peserta, dan orang tua/wali seleksi penerimaan Taruna/I AKPOL, Bintara dan Tamtama Polri Tahun 2023. Penandatanganan pakta integritas digelar pada Selasa (18/4/2023).

“Jadi kalau ada keberatan dari orang tua atau peserta sudah ditunjuk panitia yang didalamnya terdapat pengawas baik internal maupun eksternal. Sehingga tidak ada kaitan dengan Kapolda, bahkan Pak Kapolda sudah berulang kali sampaikan bahwa dirinya pun tidak bisa mengintervensi dan meluluskan seseorang bila tidak penuhi syarat yang ditetapkan,” jelasnya.

Selain itu, Roem juga menanggapi pernyataan Koedoboen yang mempermasalahkan terkait keikutsertaan anak daerah lain dalam seleksi Akpol di Polda Maluku.

Polri, lanjutnya, tidak pernah membatasi anak daerah lain untuk mengikuti seleksi penerimaan anggota Polri di Polda Maluku. Asalkan, yang bersangkutan telah memenuhi syarat kependudukan antara lain sudah berdomisili di Maluku minimal 2 tahun. Hal ini dibuktikan dengan adanya Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Terpisah, Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif mengaku sangat menyayangkan terkait berbagai tudingan yang dilontarkan Djamaludin Koedoeboen pada sejumlah media di Ambon.

“Terkait dengan statemen yang bersangkutan ingin ketemu untuk bahas soal keamanan dan Pilpres 2024, saya menyampaikan terima kasih. Namun beberapa kali konflik sosial di Maluku termasuk di Tual dan Malra, orang ini tidak pernah muncul atau menghubungi saya. Tidak ada peran apapun yang dilakukan. Dan sekarang tiba-tiba mau menghadap saya bicara soal keamanan dan Pilpres 2024, terus selama ini kemana aja,” pungkas Kapolda. [keket]