Kawangkoan, Fajarmanado.com — Senator RI, Ir. Stefanus BAN Liow, MAP mengapresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa dalam mengatasi persoalan eceng gondok di Danau Tondano.
“Saya patut mengapresiasi Pemkab Minahasa dalam menangani persoalan Danau Tondano saat ini,” ujarnya kepada wartawan di Kawangkoan, Minahasa, Sabtu (18/1/2020) siang tadi.
Pantauan Fajarmanado.com, aksi pengangkatan eceng gondok yang bertebaran di danau sampai pada hulu daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano kembali gencar dilakukan Pemkab Minahasa.
Para ASN maupun perangkat desa dan kelurahan dikerahkan kerja bakti mengangkat tumbuhan gulma di pesisir danau sampai hulu DAS Tondano.
Menurut Stefa, sapaan akrab anggota DPD RI utusan Sulawesi Utara (Sulut) ini, langkah yang ditempuh Bupati Ir. Roy Oktavian Roring, MSi dan Wakil Bupati Robby Dondokambey, SSi tersebut sudah sangat tepat.
“Tapi harus dilakukan terus menerus secara berkesinambungan dan ikut melakukan pendekatan program, bukan hanya pendekatan proyek,” ujarnya.
Pendekatan proyek, lanjut dia, seperti dengan pengadaan kapal pengangkat eceng gondok, hanya sebatas proyek selesai. Namun, apabila dilakukan pula dengan pendekatan program maka akan berdayaguna sehingga mendatangkan berkat.
“Kita tahu bersama, eceng gondok bisa dijadikan pupuk, makanan ternak dan bahan industri kerajinan tangan,” kilahnya.
Untuk itu, Pemkab Minahasa perlu menghadirkan industri kecil, misalnya, peralatan pengolahan makanan ternak.
“Bila perlu, mengutus orang untuk magang dan belajar teknologi dimaksud di mana industri itu berkembang. Ya, tentu dengan menfasilitasi pemasaran produk-produknya,” paparnya.
“Dengan demikian, kehadiran eceng gondok tidak lagi menjadi permasalahan tetapi menjadi sumber pendapatan masyarakat,” sambungnya.
Seiring dengan itu, Danau Tondano dapat ditata apik menjadi destinasi wisata. “Tentu dengan melakukan berbagai terobosan,” katanya.
Salahsatu terobosan yang perlu dilakukan, menurut Stefa, menata kembali pemukiman warga di pesisir danau meski secara bertahap dengan membangun jalan lingkar danau.
“Kalau semua rumah di pesisir danau sudah menghadap jalan lingkar danau maka sampah tidak akan lagi dibuang ke danau sekaligus menangkal volume sendimentasi pendangkalan (danau),” jelasnya.
Ia pun kemudian menyadari jika butuh biaya yang besar untuk membangun jalan lingkar danau.
“Dana pemerintah daerah memang tidak cukup. Makanya, perlu dicarikan investor yang siap membangun dan mengelola wisata Danau Tondano,” tandas Stefa.
Khusus penanganan awal eceng gondok di Danau Tondano, menurutnya, harus melibatkan semua pihak, mulai pemerintah, masyarakat dan stakeholder terkait.
Warga pesisir danau harus diberikan terus pemahaman dan kesadaran untuk senantiasa berperan aktif menjaga kelestarian danau.
“Pemerintah, terutama pemerintah desa jangan jenuh-jenuh memberikan himbauan untuk semakin menumbuhkan kesadaran masyarakat. Bila perlu buatkan Perdes,” tandasnya.
Menurutnya, Danau Tondano harus dilestarikan, jangan sampai punah seperti Danau Limboto.
“Danau ini multi fungsi, baik sebagai tempat mata pencaharian warga sekitar, juga sumber pembangkit listrik PLTA Tanggari yang mensuplai energi listrik untuk kawasan Suluttenggo,” jelas suami srikandi Partai Golkar, Ir Miky Junita Linda, MAP, legislator Kota Tomohon yang kini siap bertarung pada Pilwako Tomohon.
Penulis: Herly Umbas