Wagub Kandou Letakkan Batu Pertama Sejumlah Bangunan di RSUD Noongan

Langowan, Fajarmanado.com – Sejumlah bangunan akan melengkapi sarana pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Noongan, Kecamatan Langowan Barat, Minahasa. Sedikitnya ada empat bangunan pelengkap yang akan segera dibangun tahun ini yang nilainya Rp 11,3 miliar lebih.

Keempat bangunan baru itu adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD), CSSD (Central Steril Supplay Departemen/Bagian Penyuplai Alat-alat Steril), Instalasi Farmasi (obat-obatan) dan Instalasi Gizi .

Mengawali pembangunan empat unit bangunan tersebut, pada Senin (28/08/2017) dilaksanakan ibadah peletakan batu pertama yang dipimpin Ketua Jemaat GMIM Sion Noongan Pdt Verry Langelo STh.

Wakil Gubernur Sulut Drs Steven Kandouw didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulut dr Debbi Kalalo hadir dalam acara tersebut, sekaligus melakukan peletakan batu pertama.

Sebelumnya, Direktur RSUD Noongan dr Enrico Rawung,MARS, dalam laporannya mengemukakan, RSUD Noongan sebagai salah satu rumah sakit rujukan akan terus dikembangkan secara bertahap menjadi rumah sakit pariwisata (hospital tourism). Hal ini dimaksudkan para pasien dan keluarganya tidak saja mendapatkan perawatan fisik, tapi juga akan menikmati keindahan alam di lingkungan RSUD Noongan.

Sementara itu, Wakil Gubernur Steven Kandouw dalam sambutannya mengatakan, RSUD Noongan memang merupakan rumah sakit yang bersejarah dan memiliki nilai lebih. Baik lokasinya yang berada di wilayah yang strategis, juga ditunjang keindahan alamnya. “Di Indonesia, rumah sakit seperti ini hanya ada dua yang dibangun Belanda, yaitu di Cisarua dan Noongan. Mengapa  Kerajaan Belanda mau membangun rumah sakit di sini, tentu karena mereka melihat kondisi alamnya yang sangat luar biasa. Karena itu lingkungan alam yang indah di rumah sakit ini jangan sampai dirusak,” tegasnya.

Kandouw menambahkan, Pemerintah Provinsi Sulut sudah bertekad untuk membangun sarana rumah sakit yang memadai untuk membantu masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Fasilitas rumah sakit yang diprioritaskan oleh Pemprov Sulut itu adalah Rumah Sakit Ratuimwuisang dan RSUD Noongan.

Bagi Kandouw, sebagai salah satu rumah sakit rujukan, RSUD Noongan harus terus berbenah. Bukan saja pembangunan fisiknya, tapi juga sumber daya manusianya (SDM). Karena meskipun fisik bangunannya megah, kalau SDM-nya tidak mendukung, percuma karena tidak ada manfaatnya.

Berkatian dengan pembangunan fisik di RSUD Noongan, ia mewanti-wanti agar tidak ada penyelewngan anggaran, baik oleh kontraktor maupun pejabat penanggungjawab. “Sebagai Wakil Gubernur, saya mempunyai tugas dalam hal pengawasan. Jadi saya tegaskan jangan sampai ada penyelahgunaan anggaran dalam pelaksanaan proyek pembangunan ini.”

Untuk pengembangan RSUD Noongan, tuturnya, akan dibangun fasilitas bangunan bertingkat dengan konsep pelayanan maksimal, dimana semua fasilitas pendukung pelayanan berada dalam satu lokasi. “Karena selama ini banyak pasien dan keluarga mengeluh bila dirawat di rumah sakit, dimana unit-unit pelayanan seperti laboratorium, apotik, IGD dan sarana lainnya berjauhan.”

Ia menuturkan pula, banyak warga Indonesia lebih suka berobat ke luar negeri daripada rumah sakit di dalam negeri. Padahal kalau mau melihat fasilitasnya, hampir sama. Yang berbeda adalah metode dan cara pelayanannya. “Seperti rumah sakit di Penang Malaysia, para perawat dan dokter begitu ramah dalam melayani pasien.”

Menjawab pertanyaan Fajarmanado.com, Wagub Kandouw mengatakan, untuk tipe rumah sakit, RSUD Noongan akan ditingkatkan menjadi tipe B, dan kalau perlu tipe A. “Pemprov akan siap untuk menunjang peningkatan statusnya, termasuk anggarannya,” ujar Kandouw.

Penulis/Editor : Jeffry Th. Pay