Antisipasi ISIS, Polres Sangihe Makin Perketat Perbatasan

Tahuna, Fajarmanado.com – Mengantisipasi masuknya anggota Islamic State Of Iraq & Sham (ISIS) yang membawa paham radikal di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Polres setempat makin melakukan pengetatan penjagaan wilayah dan penyuluhan hukum.

Satuan Polairud Polres Sangihe telah mengirim para personilnya untuk mendukung operasi pengamanan wilayah perbatasan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan negara Filipina ke beberapa pulau, antara lain, pulau Matutuang, Kawaluso, Kawio dan pulau Lipang.

Para personel yang berasal dari setiap bagian, satuan dan fungsi, baik staf maupun operasional tersebut, diberangkatkan Kamis (22/06/2017) pagi, menggunakan kapal penumpang.

“Ini untuk menindaklanjuti perintah pimpinan dalam mengantisipasi aksi terorisme,” kata Kapolres Sangihe, AKBP I Dewa Made Adnyana kepada wartawan di Tahuna, tadi malam.

Ia menjelaskan, penempatan personel di beberapa pulau terluar tersebut bertujuan untuk mempertebal kekuatan Polri yang sudah ada dan akan terus bersinergi dengan TNI.

“Kegiatan ini akan terus dilakukan. Personel yg ditugaskan di kepulauan di rolling setiap dua minggu agar mereka juga tidak jenuh. Ini kami lakukan demi keamanan NKRI khususnya di wilayah Sangihe,” papar Kapolres Adnyana.

Seiring dengan itu, Satuan Polairud juga mengadakan penyuluhan bahaya radikalisme dan anti Pancasila serta penegakan hukum di daerah perairan kepada masyarakat nelayan Kampung Kendahe II, Kecamatan Kendahe.

Penyuluhan digelar sore harinya di Balai Kampung Kendahe II, dipimpin oleh Kasat Polairud, Iptu B Bawole, dihadiri Kapolsek Kendahe, Iptu RH Pakaya, Sekdes Kampung Kendahe II, I Tinungki, para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat serta warga setempat.

Pada kesempatan itu, Kasat Bawole menjelaskan tentang pengertian, bahaya dan dampak radikalisme. “Mari kita tolak radikalisme karena dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ajaknya.

“Juga tingkatkan kewaspadaan dan antisipasi masuknya kelompok radikal terutama melalui jalur laut. Jika mendapati hal mencurigakan, segera lapor polisi,” sambung Bawole.

Diakhir penyuluhan, Kasat Polairud menyerahkan bantuan kepada para nelayan, berupa sembako, jaket pelampung, bendera merah putih serta gambar Pancasila.

Masyarakat pun mengapresiasi kepedulian sosial dan program pengamanan Satuan Polairud tersebut. “Terima kasih atas penyuluhan dan bantuan dari bapak polisi,” ujar Jacky, salah seorang nelayan.

“Kami merasa aman dan nyaman dengan adanya bapak-bapak polisi yang tugas di sini,” ungkap Erna, warga Pulau Matutuang menanggapi kehadiran personil Polri dan TNI dalam menjaga keamanan di wilayahnya.

Seperti diketahui, kelompok Maute yang diduga kuat berafilisasi dengan ISIS menyerang dan sempat merebut sebagian wilayah Marawi City, salahsatu kota di bagian selatan Filipina pada 23 Mei 2017. Kabar teranyar, angkatan bersenjata Filipina telah berhasil mendesak dan menguasai kembali wilayah kota yang berbatasan dengan NKRI tersebut.

Editor : Herly Umbas