Pecaker Serbu PGE, Pangalila: Yang Diterima Bukan Pegawai Organik

Tompaso, Fajarmanado.com – Pascaperesmian unit 5 dan 6 PLTP blok Tompaso pada 27 Desember 2016, para pencari kerja (Pencaker) langsung menyerbu Kantor PT PGE Area Lahendong di Kota Tomohon.

Usai perayaan Tahun Baru, mereka yang umumnya berasal dari Kecamatan Tompaso dan Kecamatan Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa ini, ramai-ramai memasukkan lamaran kerja.

Pimpinan Pertamina Geothermal Energi (PGE) Area Lahendong pun mulanya menolak karena belum ada pengumuman resmi penerimaan pegawai.

“Tapi, atas petunjuk atasan, akhirnya semua lamaran yang masuk kami terima. Batas akhir pemasukan berkas pada Jumat (20/1/2017), besok,” kata Humas PT PGE Area Lahendong Dimas Wibisono kepada Fajarmanado.com, Kamis (19/1/2017), petang tadi.

Didampingi stafnya, Drs Mekky Pangalila, ia mengakui sempat terjadi sedikit ketegangan ketika para Pencaker memasukkan lamaran kerja pada awal Januari ini. Selain belum ada pengumuman resmi, jumlah pegawai dan formasi yang akan diisi belum diketahui saat itu.

Melihat animo Pencaker semakin besar dari hari ke hari yang hampir mencapai 200 orang, akhirnya PGE berkoordinasi dengan perusahaan Outsoucing, PT Kopkarmila Bangun Usaha (KBU) untuk melakukan seleksi dan diputuskan dilakukan dua tahap.

Baca Juga :  Sejarah dan Budaya Harus Menjadi Identitas Daerah

Tahap pertama dillaksanakan pada 14 Januari 2017 dengan 40 lebih peserta dan  ke dua pada Sabtu, 21 Januari mendatang. Sesuai dengan berkas lamaran yang masuk, seleksi tahap dua ini akan diikuti 100 lebih orang.

“Makanya, kami sudah menetapkan batas pemasukan berkas terakhir pada Jumat (20/1/2017), besok,” tandas Direktur PT KBU, Johanes EB Rumajar.

Sesuai pengumuman penerimaan pegawai resmi PT KBU, perusahaan outsourcing operasional unit 5 dan 6 PLTP Blok Tompaso yang diterbitkan tanggal 17 Januari 2017 ini, belum pula menyebutkan berapa jumlah tenaga kerja yang akan direkrut.

Pengumuman yang juga sudah disampaikan kepada pemerintah desa sekitaran area unit 5 dan 6 PLTP Blok Tompaso tersebut, baru menyebutkan spesifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan. Yakni, security, perawat, keselamatan kerja, tenaga material gudang, administrasi, tool keeper, dan tenaga maintanance.

Pangalila menegaskan, masyarakat perlu mengetahui jika perekrutan tenaga kerja ini bukan sebagai pegawai organik PT PGE, melainkan tenaga kontrak yang akan dipekerjakan PT KBU sebagai perusahaan outsourcing dari PT PGE.

Baca Juga :  Lumowa Hadiri HUT Ke-18 GMIM Nimahesaan Pinaras

“Jadi nantinya, mereka yang diterima akan bekerja di bawah manajemen PT KBU, bukan sebagai pegawai PT Pertamina atau PT PGE,” jelas alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Manado ini. “Kalau untuk penerimaan pegawai organik PGE, diseleksinya langsung dilakukan oleh Pertamina pusat,” sambungnya.

Seperti diketahui, unit 5 dan 6 PLTP Blok Tompaso adalah dua dari tiga unit PLTP yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 Desember 2017. Ke tiganya dikerjakan secara total project oleh Pertamina.

Khusus unit 5 dan 6 Blok Tompaso, yang menghabiskan anggaran  282,07 juta dollar AS atau setara dengan Rp 3,3 triliun ini, mampu memproduksi energi listrik sampai 44,5 Megawatt (MW), sehingga total dari kapasitas PLTP di  Wilayah Kuasa Pengusahaan (WKP) PGE Lahendong telah mencapai 120 megawatt (MW).

(ely)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *