Perpaduan Jenderal Polisi dan Pamong Handal, Ziyap Pas Pimpin Kaltara

Tanjung Selor, Fajarmanado.com – KPU Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sah menyuguhkan tiga pilihan pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada 2020.

Fenomena ‘pecah kongsi’ tak bisa dielakkan terjadi pada Pilkada ke dua di provinsi termuda di tanah air, yang terbentuk tahun 2008 ini.

Duet petahana, Irianto Lambire-Udin Hianggio, pemenang Pilkada perdana Kaltara pada 9 Desember 2015 ini, cerai di Pilkada serentak, 9 Desember 2020.

Irianto dan Udin kini sama-sama membidik kursi nomor satu di provinsi yang berbatasan dengan Malaysia dan Filipina ini. Begitu pun partai pengusung dan pendukung mereka, banyak yang ikutan cerai.

Di Pilkada 2015, Irianto dan Udin diusung dan didukung koalisi besar. Yakni, Partai Demokrat, PKS, PDI Perjuangan, PAN, PBB, Partai Golkar dan Partai Gerindra.

Sementara, rival satu-satunya, Jusuf Serang Kasim dan Martin Billa, diusung oleh Hanura, NasDem, PKP Indonesia, dan PKB.

Hasil akhirnya, Irianto-Udin meraup suara sah sebanyak 143.592 atau 53,03 persen, sedangkan Jusuf Serang Kasim-Martin Billa 127.194 suara atau 46,97 persen.

Kini, Irianto-Udin sama-sama mencalonkan diri sebagai gubernur.

Irianto menggaet politisi muda Demokrat yang kini Wakil Ketua DPRD Nunukan, Irawan Sabri, peraup suara terbanyak Pileg 2018 Nunukan ini, sebagai Wakil Gubernur.

Sedangkan Udin Hiangio, mengambil politisi PKB, Dr. H. Undunsyah, MH, MSi, Bupati Tanah Tidung dua periode, 2010-2015 dan 2016-2021.

Di Pilkada 2020 ini, pasangan Udin Hianggio – Undunsyah mendapat nomor urut 1. Udin-Undunsyah diusung Partai Hanura (5 kursi), dan PKB (2 kursi).

Sedangkan pasangan Irianto Lambrie – Irwan Sabri mendapat nomor urut 2, diusung Partai Golkar (4 kursi), PAN (2 kursi), Perindo (1 kursi), PKS (3 kursi), PBB (1 kursi), dan NasDem (2 kursi).

Sementara satu-satunya penantang dari ke dua petahana yang disahkan KPU sebagai nomor urut 3, adalah Zainal Arifin Paliwang – Yansen Tipa Padan.

Yansen Tipa Padan mempresentasikan bukunya yang berjudul Revolusi dari Desa: Saatnya Pembangunan Percaya Kepada Rakyat, di Jakarta, 9 November 2014. foto: Kompas.co/Ist.

Zainal-Yansen diusung Partai Demokrat (4 kursi), PDIP (5 kursi), Gerindra (5 kursi), dan PPP (1 kursi).

Menilik peta kekuatan partai pengusung, Zainal-Yansen berada di atas kertas. Empat partai pengusung nomor urut 3 ini mengoleksi 15 kursi di DPRD Provinsi Kaltara. Terpaut dua kursi dengan partai pengusung Irianto-Irwan, yakni 13 kursi.

Apalagi, partai pengusung Udin-Udunsyah. Hanya mengoleksi tujuh kursi.

Oleh karena itulah, pertarungan memperebutkan simpati dan dukungan masyarakat Kaltara diprediksi berlangsung ketat.

“Survey LSI terbaru merilis bahwa yang bersaing ketat adalah dua petahana. Tapi nomor urut tiga yang paling tepat memimpin Kaltara,” komentar senada sejumlah sopir Grab yang ditumpangi Fajarmanado.com dalam tiga hari terakhir di Tarakan dan Bulungan.

Figur Zainal-Yansen, kata mereka, adalah pasangan yang pas memimpin Kaltara ke depan.

Berjargon Ziyap, Zainal-Yansen dinilai perpaduan yang tepat.

Pasangan Ziyap memiliki kombinasi latar belakang beda namun sangat bisa diandalkan menjamin keamanan dan kenyamanan di Kaltara sebagai provinsi yang berbatasan dengan negara tetangga.

Zainal adalah sosok Pati Polri yang baru saja mengundurkan diri.

Berpangkat terakhir Brigjen dan menyandang dua gelar S1, Drs dan SH, Zainal Arifin Paliwang menjadi jaminan keamanan di Kaltara.

Pria kelahiran 16 Desember 1962 ini, sebelum mencalonkan diri pada Pilkada Kaltara 2020 adalah seorang Pati Polri yang menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Pidum Bareskrim Polri dan penyidik Tindak Pidana Utama Tingkat II di Bareskrim Mabes Polri sejak Februari 2020 lalu.

Lulusan Akpol 1986 itu pernah menjabat Wakapolda Kaltara sejak dibentuk pada 2018.

Jauh sebelum itu, Zainal menjabat sebagai Direktur Direktorat Polisi Air Baharkam Polri (Ditpolair) Polda Riau.

Sejak tahun lalu, nama Zainal sudah cukup ramai disebut-sebut bakal jadi calon yang akan maju di Pilkada.

Zainal pun, sejak menjabat Wakapolda Kaltara, sudah menyatakan bersedia maju jika masyarakat menginginkannya.

Zainal menyatakan siap mundur sebagai anggota polisi dan mengajukan pensiun dini.

“Kalau banyak masyarakat yang inginkan saya maju (Pilgub), maka saya pensiun,” ujarnya seperti dikutip dari Tempo.co, Rabu 29 Juli 2020.

Lantas, siapa sebenarnya pasangan Zainal?

Dia adalah Dr. Yansen Tipa Padan, MSi, yang dikenal sosok pamong senior sarat pengalaman dan prestasi.

Suami Ping Yansen ini meniti karir birokrat dari bawah sehingga dua kali terpilih dan menjadi Bupati Malinau selang 2011-2021.

Berbekal Ijasah Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Samarinda tahun 1986, Yansen tiga kali memegang jabatan camat. Yakni, Camat Mentarang (1993), Kayan Hilir (1996) dan Camat Pesso (1999).

Tak heran, jebolan S2 dan S3 Universitas Brawijaya ini tahu persis denyut nadi masyarakat sehingga kebijakannya selama bupati tepat menyentuh kebutuhan masyarakat Kabupaten Malinau.

Konsep pembangunan itulah yang dituangkan Yansen dalam bukunya; Revolusi dari Desa: Saatnya Dalam Pembangunan Percaya Kepada Rakyat.

Karir birokrat Yansen pun terbilang sangat mentereng. Selang sekira tiga tahun Camat Pesso, Yansen kemudian dipercayakan memegang jabatan Kepala Kantor Catatan Sipil Bulungan, berikut Kepala BKD Malinau pada tahun 2011.

Bermodal dua kali memegang jabatan eselon dua, setahun kemudian, ayah empat anak ini dipercayakan memegang jabatan Sekda Bulungan hingga tahun 1999.

Selepas itu, Yansen berkarir di Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Kaltara sebelum mencalonkan dan terpilih sebagai Bupati Malinau.

Berawal Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan pada 2009, kemudian hanya selang beberapa bulan, diangkat menjadi Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan selang tahun 2009-2011.

“Pak Yansen pasti akan mengadopsi program-program pro rakyatnya selama memimpin Kabupaten Malinau, termasuk konsep besarnya, Membangun Desa Menata Kota,” ujar pria yang mengaku bernama Sukur, penjual mie baso keliling.

Konsep pembangunan Yansen, mampu membawa Kabupaten Malinau berkembang pesat, jauh meninggalkan daerah induknya, Kabupaten Bulungan.

“Pak Yansen memang birokrat andal. Cocok berpasangan dengan Pak Zainal. Perpaduan yang pas dan paripurna memimpin provinsi perbatasan agar lebih cepat maju dan berkembang,” komentar salahsatu tokoh masyarakat Bulungan.

Penulis: Herly Umbas