Kritisi Relawan Covid 19, Dokter Didi: Jangan Hanya Jaga Posko

Tompaso, Fajarmanado.com — dr. Felix Neydi Mamesah menyatakan gerah dengan sikap jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) bersama Relawan Covid 19 di desa.

“Relawan Covid 19 ternyata hanya fokus menjaga posko tapi tidak membantu kerja Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, di dalamnya tugas-tugas tim medis di lapangan,” katanya kepada Fajarmanado.com di Tompaso, Selasa (2/6/2020).

Kepala Puskesmas (Kapus) Tompaso ini mengatakan, tim relawan Covid 19 di desa, yang diketuai hukum tua (Kumtua), sebutan khas Kepala Desa (Kades) di Minahasa, bukan hanya sebatas bertugas melakukan penyemprotan disinfektan dan menjaga Posko dan atau Portal Covid 19.

Relawan Desa dan Kelurahan Covid 19 adalah perpanjangan tangan tugas dan tanggung jawab Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19.

“Bukan hanya sebatas bertugas menjaga Posko dan Portal Covid 19. Mereka juga bertugas membantu tenaga medis dalam menjalankan tugas di lapangan,” ujarnya.

Kenyataannya, lanjutnya, ketika ada penjemputan warga Positif Covid 19 dan penanganan orang yang meninggal dunia yang diduga kontak fisik dengan warga terpapar Virus Corona, tak ada relawan yang membantu.

“Terus terang saja, saya sempat jengkel saat pemulasaran dan pemakaman KERK Corona di Desa Tonsewer baru-baru ini,” ketus Dokter Didi, sapaan akrab Kapus Tompaso.

Tak ada hukum tua (Kumtua) dan perangkat desa maupun relawan di Desa Tonsewer raya yang nongol ketika itu. Apalagi datang membantu tenaga medis.

“Padahal ada 20 Hasmat yang Dinas Kesehatan kirim untuk dibagikan kepada relawan yang siap membantu kami. Tapi, tidak ada satu pun yang bersedia,” jelasnya.

“Karena tidak ada yang bersedia, terpaksa tenaga medis wanita saya panggil untuk membantu,” sambung dokter yang berpenampilan sederhana ini.

Dokter Didi juga mengungkapkan kejengkelannya karena sempat mendengar ungkapan warga setempat bahwa penanganan korban Covid 19 adalah tugas tenaga medis.

“Ada yang bilang, itu tugas kami karena mendapat gaji dari pemerintah. Lantas, untuk apa ada relawan Covid 19 di desa-desa. Hanya menjaga posko atau portal,” ketusnya sambil bertanya.

Dokter Didi berharap agar para Relawan Covid 19 tidak terkesan hanya dibentuk untuk memenuhi instruksi pemerintah pusat dan daerah sehingga tidak memahami apa saja yang menjadi tugas dan tanggung jawab mereka di lapangan.

“Harus ada edukasi. Kami siap asalkan difasilitasi pemerintah kecamatan atau pemerintah desa, walaupun kami sibuk melacak orang-orang yang kemungkinan KERK dan ODP, dan melakukan rapid test dan swab test,” tandasnya.

Penulis: Herly Umbas