Di Depan Pengurus NU, Olly Sebut Kebhinekaan Tidak Bisa Disangkal

Manado, Fajarmanado.com – Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE menegaskan, Kebhinekaan adalah realitas bangsa Indonesia yang tidak bisa disangkal dan diabaikan.

“Ini adalah sebuah warna indah kehidupan berbangsa, sekaligus potensi dan sumber daya paling besar yang dimiliki bangsa ini, sehingga sudah selayaknya kebhinekaan itu terus dijaga dan dipelihara oleh segenap komponen rakyat Indonesia,” katanya di depan pengurus Nahdlatul Ulama di Manado, Sabtu (11/11/2017).

Gubernur Olly mengungkapkan hal tersebut dalam sambutannya pada Seminar Pra Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas Alim Ulama dan Konbe NU) bertema NU dan Kebhinekaan di Manado, siang tadi.

Seminar Pra Munas Alim Ulama dan Konbe NU tersebut dihadiri Ketua Umum PBNU Prof Dr. KH. Said Agil Siroj, MA beserta para  pengurus wilayah NU se-Indonesia Timur, termasuk rais syuriah PWNU Sulut KH. Abdul Wahab Abdul Gafur, Ketua PWNU Sulut Drs. H. Syaban Mauludin, MPdi.

Gubernur Olly juga mengapresiasi NU sebagai organisasi bernafaskan Islam, namun memiliki jiwa nasionalisme kuat. “NU tidak pernah berhenti menyerukan semangat persatuan dan nasionalisme dalam kemajemukan,” tandasnya.

Olly mengatakan, sejarah perjalanan bangsa Indonesia juga telah mencatat peranan besar NU baik dalam ikut merebut kemerdekaan, mempertahankannya, hingga mengisi kemerdekaan.

“Tidaklah mengherankan ketika memberikan sambutan pada Muktamar Ke-23 Nahdlatul Ulama, 28 Desember 1952 di Solo, Jawa Tengah, Presiden Soekarno menyatakan, Saya cinta sekali kepada Nahdlatul Ulama (NU),” ujarnya.

Antara NU dan Soekarno, lanjutnya, memiliki kesamaan visi ideologi dan cita-cita yang fundamental. “NU adalah organisasi keagamaan yang terbuka dan dinamis sekaligus berjiwa sosial yang tinggi,” ungkap Olly.

Terkait agenda seminar tersebut, Gubernur Olly optimis akan semakin memampukan NU dalam eksistensi peranannya di setiap dimensi pembangunan bangsa. “Terlebih khusus turut menjaga kebhinekaan,” ungkapnya.

Olly juga mengingatkan semua pihak untuk kembali meneguhkan kesatuan bangsa, baik melalui internalisasi nilai-nilai empat pilar kebangsaan, yakni, Pancasila sebagai Landasan Idiil, Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai semboyan perekat kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketua PBNU Robikin Emhas yang juga Ketua Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU mengatakan, Manado sengaja dipilih karena daerah ini dikenal sebagai miniatur keragaman di Indonesia.

“Keragaman atau kebhinekaan adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Itu adalah karunia Tuhan yang harus kita pelihara. Jangan sebaliknya, kebhinekaan dirusak dan dijadikan alat mendestruksi harmoni sosial dan kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Robikin Emhas

Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Manado ini sendiri diikuti oleh para utusan dari pengurus wilayah NU se-Indonesia Timur yang meliputi, Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara, NTT, Bali, Gorontalo, Sulsel, Sulteng, Sulbar dan Sultra. Juga dihadiri Ormas dan FKUB se-Provinsi Sulu.

Khusus untuk Sulut Pra-Munas Alim Ulama dan Konbes NU juga melibatkan para utusan dari PCNU, Badan Otonom dan Lembaga NU se daerah Nyiur Melambai ini.

Hadir pula pada acara tersebut, Forkopimda Sulut, Sekprov Edwin Silangen dan sejumlah pejabat teras Pemprov Sulut.

Editor : Herly Umbas