Tondano, Fajarmanado.com — Entah apa yang terjadi dalam dunia pendidikan di Kabupaten Minahasa. Guru yang seharusnya bekerja sebagai tenaga pendidik, malah dikabarkan mendapat tugas tambahan sebagai tim surveyor kandidat bakal calon Pilkada tahun 2018.
Menurut pengakuan sejumlah guru dari beberapa kecamatan daerah Toar Lumimuut ini, awalnya mereka dipanggil menghadap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa melalui Kepala Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Pendidikan (UPTD) kecamatan.
Mereka mengira dipanggil karena urusan kedinasan. “Eh, malah kami ditugaskan untuk menjadi surveyor di lapangan terhadap para kandidat bakal calon Pilkada 2018,” kata sejumlah guru kepada Fajarmanado.com dari beberapa kecamatan selang sepekan terakhir.
Mendapat tugas khusus ini, mereka mengaku takut menolak. “Mau tidak mau, yah harus mengaku siap. Apalagi sudah menghadap kepala dinas,” ujar guru yang meminta identitas mereka dirahasiakan.
Dalam melakukan survei, mereka juga diarahkan menyampaikan program-program yang menguntungkan masyarakat selama dipimpin pemerintahan di bawah kendali Bupati JWS . “Intinya, hasil yang nantinya kami peroleh, akan diseting atau diupayakan supaya menguntungkan JWS,” ungkap salah seorang guru.
Tim surveyor khusus ini, direkrut beberapa guru dari setiap kecamatan, kemudian disebar secara acak ke wilayah kecamatan lain atau bukan kecamatan tempat mereka mengajar selama ini.
“Sebetulnya, saya sendiri merasa berdosa meninggalkan tugas mengajar karena saya adalah guru sertifikasi yang harus memenuhi jam mengajar setiap minggu. Tapi karena ditugaskan, terpaksa harus saya laksanakan walaupun dengan berat hati. Apalagi, waktu jam mengajar kami tetap dijamin akan diisi sesuai dengan standar jam yang ditentukan pemerintah pusat.,” ujar guru lainnya. “Ya, tentu data jam mengajarnya akan direkayasa,” bebernya.
Sementara itu, sejumlah orang tua siswa sekolah dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat mengaku kaget mendengar laporan anak-anak mereka jika kerap tidak belajar karena guru dikabarkan tugas luar akhir-akhir ini.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan (Dikda) Minahasa, Arodi Tangkere mengaku tidak tahu dengan hal tersebut. “Nanti saya cek, saya tidak tahu kalau ada guru yang dilibatkan menjadi tim survey, apalagi sampai meninggalkan tugas utama mereka di sekolah. Nanti akan saya cek,” ujar Tangkere kepada Fajarmanado.com Selasa (01/08/2017) sore tadi.
Tangkere mengatakan, tidak pernah menginstruksikan guru-guru bertugas sebagai surveyor bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa periode 2018-2023.
Ia mengungkapkan, setiap mengumpulkan guru-guru di kantornya tak lain berhubungan erat dengan tugas kedinasan. “Kan sah-sah saja kalau saya memanggil guru untuk datang ke kantor saya. Kan urusan kedinasan, bukan urusan lain, apalagi kalau urusan politik. Tidak pernah,” tegasnya.
Penulis : Fiser Wakulu