Airmadidi, Fajarmanado.com — Kisruh Partai Golkar Kabupaten Minahasa Utara (PG Minut) belum juga berakhir. Antarkader partai berlambang pohon Beringin ini dinilai masih saja berseteru.
Salah satu anggota Dewan kabupaten (Dekab) Minut Edwin Nelwan yang juga merupakan kader PG Minut mengatakan, Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Minut sudah melakukan pembohongan kepada publik terkait pencopotan dirinya dari posisi Fraksi PG Minut.
Menurut Nelwan, tudingan yang disampaikan pengurus DPD II melalui Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Frangky Pangau merupakan salah satu pertunjukan dagelan politik yang tidak sehat.
“Pernyataan yang dilontarkan beliau (Pangau,red) semunya ngaco dan mengada-ngada. Mungkin beliau tidak melihat dulu surat yang diberikan DPD I dengan Nomor 94/DPD-PG/Sulut/2017 terkait pengembalian posisi Ketua Fraksi PG, sehingga melontarkan pernyataan tersebut,” tutur Nelwan di Airmadidi, Kamis (8/6/2017).
Lanjut Nelwan dengan adanya surat tersebut tertanggal 20 Mei 2017, maka secara otomatis menepis semua tudingan negatif DPD II tentang dirinya.
”Surat yang dikirimkan DPD I sudah melewati tahapan verifikasi dan pembuktian oleh DPD I lewat keterangan delapan pengurus harian DPD II. Keterangan delapan pengurus harian sangat representatif untuk pembuktian pelanggaran yang dilakukan DPD II terhadap pergantian saya,” beber Nelwan.
Bahkan Nelwan secara tegas menguak jika ada dua surat yang diterbitkan DPD I terkait teguran terhadap Drs Denny Wowiling MSi sebagai Ketua DPD II Golkar Minut.
“Surat itu peringatan itu bernomor B-90/DPD-PG/SULUT/2017 dan B-93/DPD-PG/SULUT/2017. Disitu isinya menerangkan telah terjadi pelanggaran AD/ART atau organisasi dengan tindakan inprosedural yang sudah dilakukan pengurus DPD II,” terang Nelwan, sembari menambahkan sebagai kader dirinya sangat menyayangkan pelanggaran-pelanggaran AD/ART yang dilakukan DPD II. Sebab tidak memberikan keteladanan yang baik sehingga menimbulkan polemik dan keretakan diantara kader-kader Golkar Minut.
Penulis: Rusdianto Rantesalu
