HUT Lansia GMIM, Sumakul: Boleh Tua Tapi Tetap Bersaksi

Kawangkoan, Fajarmanado.com – Ribuan Funsional Lansia se Sinode GMIM tumpah ruah di Stadion Dr Sinyo Harry Sarundajang Kawangkoan, Minahasa mengikuti ibadah syukur memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke 10 Lansia Se Sinode GMIM, Selasa (8/11).

 Ibadah Syukur dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja Sinode GMIM Pdt Dr HWB Sumakul, MTh.

Tampak ikut dihadiri Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) diwaliki Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintah Drs Maurits Benhandus, Ketua Lansia Sinode GMIM Pnt Ny Sus Sualang-Pangemanan dan Ketua Korda Lansia Minahasa Ivan SJ Sanrundajang, SH, Wakapolres Minahasa Kompol H Gurning serta Camat Kawangkoan Dra Meike Rantung.

Ribuan lansia Sinode GMIM, yang berdatangan dari wilayah Minahasa raya, Manado dan Bitung ini membuat bendar Kawangkoan, terutama di Kelurahan Sendangan Selatan macet.

Mobil yang ditumpangi para lansia, yang berusia 60 tahun ke atas ini memadati jalan utama sampai lorong-lorong dan halaman rumah-rumah penduduk.

Stadion yang terletak di kaki Bukit Emung, Kelurahan Sendangan Selatan itu, nyaris tak mampu menampung para lansia. Dua tribun utama dan puluhan tenda disesaki peserta sehingga lainnya terpaksa duduk beralaskan terpal di lapangan sepak bola.

Acara diawali dengan laporan Ketua Umum Panitia Pelaksana HUT Ke 10 Lansia Sinode GMIM Pnt Dr Olga Sajow-Singkoh, MHum.

Pdt Dr HWB Sumakul, MTh dalam khotbahnya mengambil bacaan Alkitab Mazmur 71:18 tentang Sampai masa tuamu dan putih rambutku, Ya Allah, Janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasaMu ke angkasa ini.

“Saat ini Wilayah Kawangkoan Satu, bersama kita melantunkan pujian persaudaraan, sebab seperti embun gunung hermon yang turun ke atas gunung sion, kesanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya, segala sesuatu ada, karena Tuhan yang menjadikan,” ungkapnya.

Sumakul mengatakan pekerjaan Tuhan dalam perjalanan pekerjaan pertemuan raya dan HUT ke 10 Lansia GMIM sangat terasa.

“Oma opa boleh tua secara fisik, tapi semangat bersakai tidak boleh di batasi dan bersaksi tentang Yesus Kristus. Ketika kita berhenti, kita mempunyai kekurangan,” ujarnya.

Ia kemudian mengajak kepada oma dan opa yang hadir untuk menyanyikan lagu Minahasa Rie Rie.

“Yang terpenting rasa persaudaraan di mana orang tua harus kasih belajar baku-baku bae, ini harus dibawah dalam hidup bermasyarakat. Kita harus mengundang Tuhan dimanapun kita berada, karena kebebasan sesungguhnya ada pada Tuhan Yesus. Teruslah bersaksi tentang kebesarab Tuhan,” paparnya.

Sementara itu, Gubernur Sulut dalam sambutan yang dibacakan Drs Maurits Benhandus  mengatakan, lanjut usia atau penuaan merupakan proses kehidupan yang tidaj dapat dihindari.

Proses lanjut usia atau penuaan ini ditandai dengan menurunnya fisik, kesehatan. “Kondisi ini menjadi beban dan bergantung pada orang lain. Namun masa lansia dapat dirayakan menjadi masa yang bermanfaat bagi banyak orang, apabila tetap punya semangat dan motivasi,” katanya.

Pertemuan raya Lansia Sinode GMIM, lanjutnya, merupakan momentum eksistensi lansia dalam memberikan yang terbaik bagi gereja dan bangsa.

“Jangan hanya menjadi agenda seremonial semata, tetapi sungguh di jadikan wahana untuk semakin mempererat tali persaudaraan dan memacu semangat para lansia untuk ikut berperan dalam pembangunan jemaat, gereja serta bangsa dan negara,’ kata Sumakul.

(den)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *