Inilah Inovasi SMA Katolik Santa Rosa De Lima Tondano

Tondano, Fajarmanado.com – SMA Katolik Santa Rosa de Lima yang terakreditasi B berusaha menjadi sekolah unggulan di Minahasa. Sekolah ini terdapat di jalan Matuari No. 97, Kelurahan Watulambot, Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ini, terus berinovasi sehingga hadir dengan wajah yang baru.

Semenjak pergantian Kepala Sekolah (Kepsek) dari Olga Maramis kepada Hanny Pangemanan pada 7 September 2015, berbagai gebrakan pengembangan mulai dilakukan. Baik di bidang pengajaran maupun penataan sarana dan prasarana pendukung terciptanya proses belajar mengajar yang inspiratif dan mengenangkan.

Aneka inovasi senantiasa terus berupaya diwujudkan Pangemanan selang sekitar setahun menahkodai sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Katolik ini. Tak heran, selain menjadi salahsatu tokoh inspiratif dan penggerak dunia pendidikan di Minahasa, dia juga berhasil menorehkan warna baru di sekolah tersebut untuk menggapai akreditasi  A.

“Ada tiga program yang sementara kami jalankan di SMA Rosa de Lima. Pertama, sekolah dengan menggunakan Kurikulum Berbasis Multi Talent,” ungkapnya kepada Fajar Manado.com di Tondano, Rabu (17/8)

Dengan menggunakan tenaga ahli, lanjut dia, setiap siswa yang ditanya, diwawancara dan dites. Yang ditanyakan, misalnya, mengenai bakat yang dimiliki. Apakah memasak, menjahit, menata atau menghias.

“Berdasarkan jawaban siswa, kami menghubungi orang yang siap membantu mengembangkan ketrampilan calon siswa tersebut untuk membantu mengasah bakat anak tersebut,’’ ungkap Pangemanan.

Kebijakan ini, katanya, ditempuh agar supaya siswa-siswi yang belum bisa melanjutkan pendidikan kuliahnya ketika lulus telah memiliki keahlian khusus yang bisa membuka lapangan baru atau bergabung dan bekerja bersama dengan siswa lain yang memiliki bakat yang sama.

Karena itulah, selang tiga tahun mengenyam pendidikan, setiap anak didik terus dilakukan pendampingan  agar keahlian mereka terus berkembang, sebagaimana sistem yang berjalan di sekolah menengah kejuruan. “Anak-anak akan belajar seperti biasanya selama lima hari di sekolah dan pada hari Sabtu diberikan waktu khusus untuk pengembangan bakat mereka,” jelasnya.

Dikatakan, untuk mendukung kenyamanan proses pembelajaran, maka program ke dua yang dikembangkan adalah sekolah dengan menggunakan slogan “ramah lingkungan dan ramah IT”.

“Usaha sekolah dengan slogan ramah lingkungan ini mengacu pada penghijauan yang telah ada di kompleks sekolah di mana terdapat berbagai pohon-pohon yang memberikan kesegaran. Selain itu, pengontrolan mengenai sampah-sampah yang bisa didaur ulang dengan sampah yang tidak bisa didaur ulang,” ujar Pangemanan.

Saat ini, katanya, sekolahnya mengusahakan terwujudnya IT based learning process. Di mana siswa akan diajak untuk bisa menggunakan internet secara cerdas sehingga bukan membawa pengaruh yang negatif melainkan memberikan pengaruh yang positif demi menyerap berbagai pengetahuan demi pengembangan diri siswa.

“Belajar tidak harus dikelas. Belajar bisa di bawah pohon. Karena di beberapa titik bisa akses internet sehingga anak-anak bisa memperoleh pengetahuan dengan fasilitas internet. Ada satu ruangan khusus tertutup khusus internet. Anak-anak dianjurkan atau diizinkan untuk membawa laptop sebagai peluang untuk berkreasi dan mendapatkan pengetahuan yang lebih. Inilah yang dikatakan sebagai ramah IT,” papar pria low profile ini.

Program ke tiga, ungkapnya, adalah menjadikanSMA Katolik Santa Rosa Delima sebagai sekolah dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Hal ini diupayakan dengan melihat betapa pentingnya manfaat yang didapat dari PLTS. Selain salah satu bentuk penghematan energi, PLTS juga bisa membantu meminimalisir pengrusakan lapisan Ozon. Pembangunan ini pun mendapat bantuan dari Gereja Katolik yang mengusahakan anak-anak didik yang ramah lingkungan, ramah teknologi dan ramah budaya.

Dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, 10 tenaga pengajar dari Univesitas Del La Salle telah aktif mengajar di SMA Katolik Santa Rosa De Lima Tondano. “Karena, SMA Katolik Santa Rosa de Lima ini merupakan sekolah binaan dari Universitas Katolik Del La Salle,” pungkas Pangemanan.

(cha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *